Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Evaluasi 1 Tahun Penanganan Pandemi COVID-19 Sebut Respon WHO dan Cina Lamban

image-gnews
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga independen yang berfungsi untuk mengevaluasi penanganan pandemi, Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response, menilai buruk WHO dan Cina terkait penanganan COVID-19. Menurut mereka, dalam evaluasi tahunan, WHO dan Cina sesungguhnya bisa lebih cekatan lagi dalam merespon ancaman COVID-19 sebelum wabah meledak.

Cina, misalnya, bisa segera menerapkan pembatasan sosial ketat begitu kasus-kasus pertama COVID-19 terdeteksi. Adapun penerapan itu bisa dilakukan di Wuhan, Hubei yang diyakini sebagai ground zero (titik awal) penyebaran COVID-19. 

"Hal yang jelas menurut kami adalah kebijakan pembatasan sosial bisa diterapkan dengan lebih cepat dan tegas lagi oleh Pemerintah Cina pada Januari 2020," ujar laporan evaluasi mereka, dikutip dari CNN, Selasa, 19 Januari 2021.

Apabila mengecek kembali kronologis pandemi COVID-19, kasus pertama terdeteksi di Wuhan pada 12 Desember 2019. Kala itu, dokter-dokter di Wuhan dikabarkan telah mencoba memperingatkan otoritas kesehatan Cina soal potensi pandemi yang mungkin terjadi. Namun, oleh pihak otoritas kesehatan Cina, peringatan mereka dikesampingkan.

Sesuai perkiraan para dokter di Wuhan, wabah meledak pada 29 Desember 2019. Dua hari kemudian, otoritas kesehatan Cina melaporkan kasus tersebut ke WHO, gantian memperingatkan mereka soal potensi pandemi baru. Pada 23 Januari 2020, ketika Wuhan mulai menerapkan lockdown, COVID-19 sudah menyebar hingga Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Amerika serikat.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

Seperti dikatakan sebelumnya, WHO juga kena semprit oleh panel independen yang diketuai mantan PM Selandia Baru Helen Clark itu. Menurut mereka, WHO seharusnya segera membunyikan alarm peringatan ke berbagai negara begitu Cina melaporkan wabah COVID-19 di Wuhan.

WHO diketahui baru membentuk komite gawat darurat COVID-19 pada 22 Januari 2020. Setelah itu, baru pada 30 Januari 2020 mereka menyatakan situasi darurat internasional. Dengan kata lain, butuh waktu satu bulan bagi WHO untuk mengakui betapa bahayanya COVID-19.

Meski di bulan Januari WHO sudah mengakui bahaya dari COVID-19, mereka tidak menyebutnya sebagai pandemi. Baru di bulan Maret 2020 WHO menyatakannya sebagai pandemi. Ketika hal itu dilakukan, sudah ada 118 ribu kasus dan 4400 korban meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia.

"Masih tidak jelas kenapa komite darurat baru terbentuk dan bertemu pada pekan ketiga Januari. Tidak jelas juga kenapa tidak ditemukan kesepakatan untuk mendeklarasikan darurat internasional pada pertemuan itu."

"Meski istilah pandemi juga tidak ditegaskan dalam Regulasi Kesehatan Internasional (2005), penggunaan istilah tersebut penting untuk menggarisbawahi betapa bahayanya peristiwa (penyebaran COVID-19) ini," ujar laporan terkait menegaskan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petugas medis dengan pakaian pelindung mengumpulkan sampel dari penduduk selama pengujian asam nukleat massal menyusul pertambahan kasus harian Covid-19 baru-baru ini di Shijiazhuang, provinsi Hebei, Cina, 6 Januari 2021. Di dua kota yang menjadi pusat penyebaran virus corona baru, pemerintah telah selesai melakukan pengujian massal terhadap 13 juta orang. China Daily via REUTERS

Dalam kesimpulannya, Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response menyatakan WHO tidak menjalankan tugasnya sesuai ekspektasi. Hal itu, menurut penilaian mereka, bisa disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari terbatasnya wewenang yang dimiliki hingga terbatasnya sumber daya untuk mengirim tenaga ke ground zero.

"Komunitas kesehatan internasional perlu menekan tombol reset dalam menangani pandemi," ujar mereka menegaskan. Rencananya, evaluasi lengkap setahun penanganan pandemi COVID-19 akan mereka sampaikan di World Health Assembly pada Mei nanti.

Per berita ini ditulis, situasi pandemi COVID-19 di Cina kembali memburuk. Jumlah kasus baru per harinya bisa mencapai lebih dari 100 orang. Beberapa kota di sana bahkan kembali menerapkan lockdown untuk mencegah situasi yang lebih buruk pada hari raya Imlek nanti. Sementara itu, WHO, telah mengirimkan tenaga-tenaga ahlinya ke Cina untuk menyelidiki asal usul COVID-19. 

Baca juga: Pandemi COVID-19 Memburuk, Cina Minta Warganya Tidak Berlibur Saat Imlek

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2021/01/18/asia/who-covid-review-panel-china-intl-hnk/index.html


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

4 jam lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi bertemu Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Istana Kepresiden Jakarta, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

8 jam lalu

Pedagang menjajakan foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di lapaknya di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2024. Meski proses gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 masih berjalan dan pelantikan presiden terpilih belum dilaksanakan, foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029 sudah mulai dipasarkan. TEMPO/Martin Yogi
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

1 hari lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

2 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.