TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa akses ke media sosial Twitter, Presiden Donald Trump tak lagi bisa mengunggah tweet untuk merespon keputusan pemakzulannya . Sebagai gantinya, ia merilis sebuah video yang meminta warga Amerika, terutama pendukungnya, untuk tetap tenang dan tidak memicu kerusuhan. Anehnya, ia tak sekalipun menyinggung pemakzulannya.
"Pendukung sejati saya tidak mendukung kekerasan politik. Pendukung sejati saya juga akan selalu menghormati aparat penegak hukum dan Bendera Amerika," ujar Donald Trump pada videonya yang dirilis ke publik pada Rabu kemarin, waktu setempat, 13 Januari 2021.
Diberitakan sebelumnya, Parlemen Amerika sepakat untuk memakzulkan Presiden Amerika Donald Trump pada Rabu kemarin. Pemakzulan Trump dicapai usai voting memenangkan kubu pro pemakzulan dengan perolehan 232 melawan 197.
Pemakzulan Donald Trump tersebut berkaitan dengan peristiwa kerusuhan US Capitol. Dalam peristiwa yang menewaskan 6 orang itu, Donald Trump dianggap ikut bertanggung jawab. Alasannya, sebelum kerusuhan terjadi, Donald Trump sempat meminta para pendukungnya bergerak ke US Capitol dan melawan pengesahan hasil Pilpres Amerika di sana.
Donald Trump, pada hari Rabu kemarin, mengklaim tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Ia bahkan mengatakan upaya pemakzulannya bisa menimbulkan kemarahan besar dari para pendukungnya. Walau begitu, Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan kekerasan.
Pada video terbarunya, hal itu ia tegaskan ulang. Donald Trump meminta para pendukungnya untuk tidak mencari gara-gara. Dalam situasi sekarang, kata Donald Trump, apa yang sebaiknya dilakukan pendukungnya adalah meredakan ketegangan, menjaga keamanan, dan mempromosikan damai di Amerika.
"Jangan sampai ada kekerasan, pelanggaran hukum, ataupun vandalisme," ujarnya.
Terakhir, Donald Trump memberikan tanggapannya soal banyaknya kabar pendukungnya diperkarakan ataupun dimasukkan ke daftar hitam. Ia memandangnya sebagai pelanggaran kebebasan berpendapat.
"Upaya untuk menyensor, menghapus, ataupun memasukkan warga kita ke daftar hitam adalah langkah yang salah dan berbahaya," ujarnya.
Secara keseluruhan, respon Donald Trump kali lebih kalem dibanding biasanya. Hal itu juga kontras dengan situasi pemakzulan pertamanya. Saat itu, yang terjadi di tahun 2020, Donald Trump menggunakan momen pemakzulan untuk menggelar kampanye mendukung dirinya.
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/13/politics/donald-trump-impeachment/index.html