TEMPO.CO, Jakarta - Faid Samim, 7 tahun, anak laki-laki dari Yaman terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit dalam kondisi lumpuh dan gizi buruk akut. Perjalanan Faid dan ibunya selamat tiba di rumah sakit di Ibu Kota Sanaa bahkan sebuah keajaiban mengingat ancaman bahaya perang yang harus mereka hadapi.
“Dia nyaris tak tertolong ketika tiba di rumah sakit, namun syukur Alhamdulillah kami bisa melakukan hal-hal yang perlu dilakukan dan dia mulai membaik,” kata Rageh Mohammed, dokter pengawas di Rumah Sakit Al-Sabeen khusus gizi buruk.
Perawat menggendong seorang anak yang kekurangan gizi di pusat perawatan malnutrisi di Sanaa, Yaman, 7 Oktober 2018. Perang Yaman yang berkepanjangan membuat harga pangan melonjak dan memaksa jutaan orang ke jurang kemiskinan. REUTERS/Khaled Abdullah
Faid menderita cerebral palsy, yakni sebuah kelumpuhan dan gizi buruk akut. Berat badannya hanya tujuh kilogram dengan tubuh yang sangat kurus dan rapuh. Dia hanya membutuhkan seperempat selimut rumah sakit untuk membungkus tubuhnya, saking kurusnya.
Keluarga Faid melakukan perjalanan dari Kota al-Jawf ke Ibu Kota Sanaa, yang berlokasi sekitar 170 kilometer dari utara Sanaa. Mereka harus melalui beberapa pos pemeriksaan dan jalanan yang rusak untuk membawa Faid ke rumah sakit.
Keluarga Faid tidak mampu secara finansial untuk mengobati putra mereka. Mereka benar-benar bergantung pada uang santunan untuk biaya pengobatan Faid.
Mohammed mengatakan kasus-kasus gizi buruk di Yaman, meningkat. Orang tua yang miskin terpaksa bergantung pada kebaikan orang asing atau bantuan internasional agar anak-anak mereka mendapat perawatan.
Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman, di mana perang sipil selama enam tahun telah membuat hampir 80 persen populasi di negara itu bergantung pada bantuan. PBB menyebut Yaman mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
PBB memperingatkan pada akhir 2018, kelaparan yang terus meningkat telah membuat bantuan yang dikucurkan pun naik. Namun wabah virus corona, pengurangan anggaran, musibah banjir, telah berdampak signifikan pada pendanaan bantuan 2020, yang memperburuk kelaparan.
Perang di Yaman meletup pada 2015, di mana koalisi militer pimpinan Arab Saudi memerangi kelompok radikal Houthi di Yaman. Perang ini telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan membelah kekuasaan negara itu, di mana Ibu Kota Sanaa dikuasai oleh kelompok Houthi dan sebagian besar wilayah urban di Yaman.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-yemen-health-malnutrition/yemeni-boy-ravaged-by-hunger-weighs-7-kg-idUSKBN2991AM