TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Senin, 4 Januari 2020, mengutarakan kalau pihaknya akan mempertimbangkan status darurat nasional untuk wilayah Ibu Kota Tokyo. Pertimbangan itu muncul karena kasus virus corona di sana meroket dan ini bisa membebani sistem kesehatan negara.
Sampai 31 Desember 2020, ada 4.520 kasus baru positif virus corona, di mana kasus terbanyak ada di Tokyo dan tiga prefektur lain di Jepang yang saling berdekatan. Kondisi ini mendorong diterbitkannya status darurat nasional oleh Pemerintah pusat Jepang.
Sekitar separuh dari total jumlah kasus Covid-19 nasional pada Minggu, 3 Desember 2020, ada di Ibu Kota Tokyo. Perdana Menteri Suga sebelumnya telah menolak seruan pemberlakukan darurat nasional karena hal ini bisa merusak perekonomian Jepang.
Langkah sementara yang diambil Pemerintah Jepang adalah meminta restoran dan tempat karaoke di Tokyo tutup pada pukul 8 malam, sebelumnya pada hari normal tutup sekitar pukul 10 malam. Sedangkan restoran atau café yang menyediakan minuman beralkohol harus tutup pada pukul 7 malam.
“Bahkan selama libur tiga hari tahun baru, kasus positif Covid-19 tidak turun di wilayah Tokyo. Kami merasa sebuah kebijakan ketat sudah dibutuhkan,” kata Suga.
Menurut Suga, memperpendek jam kerja bagi restoran-restoran telah membantu mengerem kenaikan infeksi virus corona di beberapa bagian, termasuk di wilayah Osaka dan Hokkaido. Jika Suga menyatakan darurat nasional, maka itu akan menjadi yang kedua bagi Jepang berstatus demikian selama pandemi Covid-19.
Kasus pertama Covid-19 di Jepang terjadi pada musim semi tahun lalu. Ketika itu, sekolah-sekolah dan aktivitas bisnis yang tidak menjual sembako diminta tutup.
Sekarang, Jepang hanya meminta dengan sukarela bisnis yang tidak menjual kebutuhan pokok untuk tutup dan tidak melakukan perjalanan untuk hal yang tidak perlu ketimbang harus memberlakukan lockdown, seperti yang dilakukan beberapa negara di dunia.
Pada bulan lalu, Jepang untuk sementara menolak masuknya pelancong ke negara itu. Kebijakan itu diambil setelah terdeteksi adanya varian baru Covid-19, yang diduga lebih mudah menyebar daripada virus Covid-19 yang ada saat ini.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-japan/japan-pm-says-to-consider-state-of-emergency-for-tokyo-area-idUSKBN29900Y?il=0