TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika mengkaji kemungkinan memangkas pemberian dosis vaksin COVID-19 Moderna kepada warga. Menurut Pemerintah Amerika, hal itu bisa mempercepat proses vaksinasi COVID-19 yang masih jauh dari target.
"Badan Regulator Obat-obatan dan Makanan Amerika (FDA) serta Moderna sedang berdiskusi soal itu," ujar Kepala Operation Warp Speed, yang dibentuk Presiden Donald Trump untuk mengawasi pengembangan vaksin, Moncef Slaoui, Senin, 4 Januari 2021.
Slaoui menjelaskan bahwa pemangkasan tersebut tidak berlaku umum. Dengan kata lain, hanya untuk kelompok masyarakat tertentu saja. Rencananya, dosis vaksin COVID-19 Moderna akan dipangkas 50 persen untuk kelompok usia di antara 18 dan 55 tahun saja.
Meski pemberian dosis dipangkas separuh, Slaoui menegaskan jumlah berapa kali vaksin COVID-19 Moderna diberikan akan tetap sama. Seperti diberitakan selama ini, para penerima vaksin COVID-19 wajib menjalani vaksinasi sebanyak dua kali.
Adapun Slaoui optimistis target vaksinasi COVID-19 di Amerika akan terus berkembang. Meski saat ini angkanya masih jauh dari target, ia menegaskan Pemerintah Amerika terus mencari cara untuk menambah angka vaksinasi yang ada. Slaoui pun menolak usulan untuk memangkas penyuntikan vaksin COVID-19 dari dua kali menjadi sekali saja.
"Saya lebih memilih untuk menahan dulu penyuntikan kedua. Namun, memangkas separuh dosis pemberian vaksin adalah pendekatan yang lebih bertanggungjawab dan mengacu pada fakta serta data," ujar Slaoui.
Per berita ini ditulis, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menyatakan 4,3 juta warga telah menjalani vaksinasi COVID-19. Sementara itu, untuk jumlah vaksin yang sudah didistribusikan, ada 13 juta dosis. Vaksin-vaksin COVID-19 yang diberikan berasal dari Pfizer dan Moderna.
Angka tersebut baru seperlima dari target yang ditetapkan Amerika. Pada Desember 2020, Amerika optimistis bisa melakukan 20 juta vaksinasi COVID-19 per akhir tahun lalu. Belakangan, Pemerintah Amerika menyatakan bahwa angka tersebut adalah kapasitas yang diyakini bisa dicapai berdasarkan ketersediaan vaksin.
Sebagai catatan, Amerika masih menjadi negara episentrum pandemi COVID-19. Mereka mencatatkan 21 juta kasus dan 360 ribu kematian akibat virus yang juga dikenal sebagai virus Corona itu. Bahkan, pekan lalu, varian baru COVID-19 dikabarkan sudah terdeteksi di Amerika juga.
ISTMAN MP | REUTERS