TEMPO.CO, Jakarta - BioNTech, perusahaan farmasi Jerman yang membantu Pfizer mengembangkan vaksin COVID-19, optimistis produk mereka akan mampu merespon varian baru virus. Sebab, varian baru COVID-19 tersebut memiliki protein yang sama persis dengan varian virus sebelumnya. Walau begitu, mereka mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut tetap perlu dilakukan.
"Kami belum tahu pasti apakah vaksin kami bisa melindungi penerima dari varian baru COVID-19. Namun, karena protein dari varian baru tersebut 99 persen sama dengan virus COVID-19 yang ada sekarang, secara ilmiah kami percaya diri," ujar CEO dari BioNTech, Ugur Sahin, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 22 Desember 2020.
Sahin menyatakan bahwa penelitian terhadap varian baru COVID-19 sudah mulai dilakukan oleh pihaknya dan Pfizer. Ia memperkirakan hasil penelitian sudah bisa didapat dalam beberapa pekan ke depan.
"Kemungkinan vaksin kami bekerja terhadap varian baru COVID-19 relatif tinggi," ujar Sahin.
Seperti diberitakan sebelumnya, varian baru COVID-19 yang tengah ramai dibicarakan sekarang berasal dari Inggris. Diketahui beredar sejak September lalu, varian baru COVID-19 itu disebut 70 persen lebih cepat menyebar dibanding varian biasanya. Walau begitu, belum ada bukti kuat apakah varian baru COVID-19 lebih berbahaya ataupun memiliki respon terhadap efikasi vaksin yang berbeda.
Pemerintah Inggris menuding varian baru COVID-19 sebagai dalang naiknya jumlah kasus mereka beberapa pekan terakhir. Oleh karenanya, mereka memutuskan untuk menetapkan pembatasan sosial tingkat tertinggi (tingkat 4), yang menyerupai lockdown, di beberapa kota. Kebanyakan berada di Inggris daerah selatan.
Sementara itu, negara-negara tetangga Inggris pun tidak ingin tertular oleh varian baru COVID-19 tersebut. Oleh karenanya, beberapa dari mereka mulai melarang pendatang dari Inggris untuk masuk. Ada yang melarang selama beberapa hari saja, ada juga hingga waktu yang belum ditentukan. Di Asia, sudah ada tiga negara yang melakukan penutupan itu. Mereka adalah Hong Kong, India, dan Singapura.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini menyatakan hal senada bahwa warga tidak perlu khawatir terhadap varian baru Covid-19. Menurut WHO, mutasi virus tersebut adalah bagian normal dari evolusi pandemi. Bahkan, WHO menyatakan bahwa ada sisi positif yang bisa dilihat dari penemuan varian baru itu yaitu berfungsinya alat deteksi virus.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA