TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menerima pengesahan penggunaan darurat pertama oleh BPOM AS (FDA) pada hari Jumat, menjadikannya vaksin corona untuk inokulasi pertama terhadap virus corona di Amerika Serikat.
Bagaimana dengan kandidat vaksin corona lain yang saat ini beredar dan prospek kemanjuran mereka?
Vaksin corona Pfizer/BioNTech jadi pelopor
Produsen obat AS Pfizer dan mitra Jerman BioNTech adalah pelopor vaksin virus corona, seperti dilaporkan Reuters, 12 Desember 2020.
Pada 18 November, mereka menjadi yang pertama di dunia yang merilis data uji coba tahap akhir lengkap. Inggris adalah yang pertama menyetujui suntikan untuk penggunaan darurat pada 3 Desember, diikuti oleh Kanada pada 9 Desember dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 11 Desember.
European Medicines Agency (EMA) akan menyelesaikan peninjauannya pada 29 Desember dan India sedang mempercepat peninjauannya.
Bagaimana dengan kandidat vaksin lain?
Perusahaan farmasi AS Moderna adalah yang terdepan saat ini menunggu antrean pengesahan BPOM AS. Moderna merilis analisis data lengkap untuk uji coba tahap akhir pada 30 November, dengan vaksinnya menunjukkan tingkat kemanjuran 94,1%. Penasihat FDA akan meninjaunya pada 17 Desember dan EMA akan melakukannya pada 12 Januari.
Seorang peneliti bekerja di laboratorium yang dijalankan oleh Moderna Inc pada 16 November 2020. Perusahaan farmasi Moderna menyatakan hasil sementara uji coba tahap III vaksin Covid-19 miliknya efektif mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94 persen. Moderna Inc/Handout via REUTERS
AstraZeneca Inggris sedang mencari persetujuan untuk vaksinnya di Inggris setelah mengumumkan data uji coba tahap akhir sementara pada 23 November. Vaksin itu memiliki tingkat kemanjuran rata-rata 70% dan sebanyak 90% untuk subkelompok peserta uji coba yang mendapat setengah dosis terlebih dahulu, diikuti dengan dosis penuh.
Namun, tidak jelas bagaimana regulator akan menangani dosis yang berbeda dalam data kemanjuran dalam penilaiannya. Sementara India melakukan peninjauan yang dipercepat dan telah meminta lebih banyak data. AstraZeneca juga sedang berdiskusi dengan EMA, yang melakukan tinjauan bergulir terhadap vaksin.
Produsen obat AS Johnson & Johnson berencana untuk mengirimkan data uji coba tahun ini, atau awal 2021, mempersiapkannya untuk otorisasi AS pada bulan Februari jika suntikannya efektif. Johnson & Johnson mengurangi target pendaftaran untuk uji klinis menjadi 40.000 sukarelawan dari 60.000 pada 9 Desember, berpotensi mempercepat hasil yang terkait dengan seberapa cepat peserta terinfeksi.
Perusahaan AS Novavax sedang menjalankan uji coba tahap akhir di Inggris dengan data yang akan dirilis pada kuartal pertama 2021. Perusahaan tersebut mengharapkan untuk memulai uji coba skala besar di Amerika Serikat bulan ini.
Sanofi Prancis dan GlaxoSmithKline dari Inggris mengumumkan mundur dalam program pengembangan vaksin Covid-19 mereka pada pada 11 Desember. Pembuat obat mengatakan itu menunjukkan tanggapan kekebalan yang tidak mencukupi pada orang tua dalam uji coba tahap menengah dan bahwa mereka akan memulai studi baru pada bulan Februari.
Apa yang terjadi pada masa percobaan?
Perusahaan biasanya menguji vaksin mereka terhadap plasebo, biasanya larutan garam, pada sukarelawan yang sehat untuk melihat apakah tingkat infeksi Covid-19 di antara mereka yang mendapat vaksin secara signifikan lebih rendah daripada mereka yang menerima suntikan tiruan.
Bagaimana relawan vaksin terinfeksi?
Uji coba bergantung pada subjek yang secara alami terinfeksi Covid-19, jadi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil sangat bergantung pada seberapa luas virus di tempat uji coba dilakukan. Setiap produsen obat telah menargetkan sejumlah infeksi tertentu untuk memicu analisis pertama data mereka.
Apa indikator vaksin bekerja?
Organisasi Kesehatan Dunia idealnya ingin melihat setidaknya 70% kemanjuran. FDA menginginkan setidaknya 50%, yang berarti harus ada setidaknya dua kali lebih banyak infeksi di antara sukarelawan yang menerima plasebo dibandingkan dengan mereka yang ada dalam kelompok vaksin. EMA mengatakan mungkin menerima tingkat kemanjuran yang lebih rendah.
Bagaimana dengan Rusia dan Cina?
Ketika suntikan Pfizer adalah yang pertama diluncurkan setelah publikasi data uji coba Fase III lengkap, Rusia dan Cina telah menginokulasi warganya selama berbulan-bulan dengan beberapa vaksin berbeda yang masih menjalani uji coba tahap akhir.
Rusia mengatakan pada 24 November bahwa vaksin Sputnik V, yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute, 91,4% efektif berdasarkan hasil uji coba tahap akhir sementara. Vaksinasi dimulai pada Agustus dan sejauh ini telah menginokulasi lebih dari 100.000 orang.
Ekspresi Robyn Porteous, saat melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Center di Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dihentikan untuk sementara. Langkah itu ditempuh setelah salah seorang relawan yang telah mendapatkan suntikan calon vaksin jatuh sakit. REUTERS/Siphiwe Sibeko
AstraZeneca mengatakan pada 11 Desember bahwa mereka akan menguji kombinasi vaksinnya dengan salah satu dari dua komponen Sputnik V untuk mencoba meningkatkan kemanjuran suntikan yang dikembangkannya bersama Universitas Oxford.
Cina meluncurkan program penggunaan darurat pada Juli yang ditujukan untuk pekerja penting dan orang lain yang berisiko tinggi terinfeksi. Cina telah memvaksinasi sekitar satu juta orang pada pertengahan November menggunakan setidaknya tiga suntikan: dua dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara dan satu oleh Sinovac Biotech.
Sinovac mengatakan pada 18 November bahwa hasil uji coba tahap tengah menunjukkan suntikan CoronaVac memicu tanggapan kekebalan yang cepat dan data sementara dari uji coba tahap akhir bisa datang tahun ini.
Institut Butantan, pusat biomedis Brasil, memproduksi CoronaVac dan bertujuan untuk membuat 1 juta dosis sehari sebelum kampanye vaksin yang akan diluncurkan akhir Januari.
Sementara itu, Uni Emirat Arab mengatakan pada 9 Desember bahwa salah satu vaksin corona CNBG efektif 86% berdasarkan hasil sementara dari uji coba tahap akhir di negara Teluk Arab.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/health-coronavirus-vaccines-explainer/explainer-where-are-we-in-the-covid-19-vaccine-race-idUKKBN28L1ZA