TEMPO.CO, Jakarta - Putra dari ilmuwan nuklir Iran yang dibunuh, Mohsen Fakhrizadeh, mengatakan ayah mereka ditembak empat atau lima kali selama pembunuhannya, dalam wawancara yang disiarkan oleh media pemerintah Iran pada Jumat.
Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran yang dituduh Amerika Serikat memimpin program senjata nuklir, tewas dalam penyergapan ala militer pekan lalu di pinggiran Teheran.
Serangan tersebut dilaporkan didahului sebuah bom truk meledak dan orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraan Fakhrizadeh.
Iran menuduh Israel melakukan serangan 27 November dan mengancam akan membalas dendam. Israel belum secara terbuka atau resmi mengomentari tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab.
Dalam wawancara yang disiarkan oleh berita IRIB Iran, seperti dikutip dari Times of Israel, 6 Desember 2020, kedua putra Fakhrizadeh mengatakan pembunuhan itu "benar-benar seperti perang", menurut terjemahan dari radio publik Israel Kan.
# # pic.twitter.com/RSorTXl6gx
— (@khabaronlinee) December 4, 2020
Putra-putra Fakhrizadeh tampaknya tidak bersama Fakhrizadeh selama pembunuhan itu, meskipun beberapa laporan awal mengatakan anggota keluarganya bepergian bersamanya.
Anak-anak laki-lakinya mengatakan bahwa istri Fakhrizadeh, yang tampaknya adalah ibu mereka, sedang duduk di sampingnya ketika dia ditembak, tetapi dia sendiri tidak terkena peluru. Laporan New York Times sebelumnya mengatakan istri Fakhrizadeh telah menerima luka pecahan peluru selama serangan itu.
“Ayah saya ditembak empat, lima kali," kata salah satu putra Fakhrizadeh.
Kedua putranya, yang tidak disebutkan nama depannya dalam laporan Kan, mengatakan Fakhrizaden telah diperingatkan oleh tim keamanannya agar tidak bepergian pada hari pembunuhan itu, tetapi dia tetap pergi keluar untuk rapat.
Cerita mereka tentang penembakan tampak bertentangan dengan klaim pejabat Iran bahwa Fakhrizadeh dibunuh oleh senjata produksi Israel yang dikendalikan dari jarak jauh oleh satelit. Kritikus melihat klaim itu sebagai cara bagi rezim untuk menghindari tanggung jawab karena tidak mencegah pembunuhan dan tidak menangkap para pembunuh.
Pembunuhan itu semakin menambah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran di hari-hari terakhir masa jabatan Presiden AS Donald Trump, ketika Presiden terpilih Joe Biden berencana kembali ke kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia yang sebelumnya ditarik Trump.
Fakhrizadeh digambarkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2018 sebagai direktur proyek senjata nuklir rahasia Iran. Fakhrizadeh juga seorang perwira di Garda Revolusi Iran.
Israel telah lama dicurigai melakukan serangkaian operasi pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran hampir satu dekade lalu, dalam upaya untuk membatasi program senjata nuklir nakal Iran. Televisi Israel melaporkan bahwa serangan minggu lalu jauh lebih kompleks daripada insiden sebelumnya.
Pejabat Israel telah memperingatkan warga Israel yang bepergian ke luar negeri bahwa mereka mungkin menjadi sasaran serangan teror Iran setelah pembunuhan itu, dan memperingatkan mantan ilmuwan nuklir Israel bahwa mereka mungkin diincar Iran.
Sumber:
https://www.timesofisrael.com/fakhrizadehs-sons-say-he-was-shot-4-5-times-warned-against-travel-ahead-of-hit/