TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung pada Rabu, 3 Desember 2020, menyebut ‘paspor’ Covid-19 mungkin secara praktik akan sulit, namun ini adalah sebuah gagasan yang bagus.
“Hal seperti itu (paspor Covid-19) tidak mudah, merujuk pada masalah sertifikat verifikasi antar dua negara, namun kami ingin strategi ini dikembangkan sehingga orang bisa mendapatkan pemahaman yang jelas soal kesehatan atau vaksinasi” kata Chen, saat ditanya soal gagasan paspor Covid-19.
Sejumlah warga menggunakan masker saat menikmati wahana hiburan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Taipei Children's Amusement Park di Taipei, Taiwan, 1 Mei 2020. Taiwan melaporkan nol penambahan kasus COVID-19 selama empat hari berturut-turut. REUTERS/Ann Wang
Paspor Covid-19 adalah sebuah dokumen yang memperlihatkan pada otoritas riwayat inokulasi dan infeksi dari si pemegang paspor. Gagasan ini diharapkan bisa mendapat dukungan agar perjalanan lintas negara bisa berdenyut kembali.
Badan Penerbangan Dunia atau IATA pada bulan lalu mengatakan pihaknya sedang mengembangkan sebuah aplikasi di ponsel untuk membantu para penumpang pelesiran di tengah aturan larangan melakukan perjalanan karena Covid-19. Aplikasi ini juga akan menjadi cara aman bagi pemerintah dan maskapai dalam menerima surat keterangan sehat serta riwayat pernah disuntik vaksin para penumpang.
Gagasan ‘paspor’ Covid-19 ini muncul tak lama setelah maskapai asal Australia, Qantas, berkeras ke depannya nanti akan meminta para penumpangnya suntik vaksin virus corona dulu sebelum mereka diperbolehkan terbang. Langkah ini disebut Qantas sebagai sebuah kebutuhan.
Di Taiwan, wabah virus corona cenderung terkendali karena tindakan pencegahan dan deteksi dini virus corona yang dilakukan pemerintah di sana. Total ada sekitar 100 kasus aktif Covid-19 di Taiwan, dimana pasien di rawat di ruang isolasi atau di rumah sakit.
Taiwan sekarang masih sangat hati-hati kalau harus membuka lagi pintu-pintu perbatasannya, yang sebagian besar masih tertutup untuk pelancong. Pemerintah Taiwan pun memperketat kebijakan, termasuk memberikan mandatori bahwa yang hasil tesnya negatif Covid-19 yang boleh masuk wilayah itu.