TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador kembali menolak memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu presiden Amerika Serikat (pilpres AS). Keputusan ini membuat Lopez Obrador masuk di antara para pemimpin dunia yang memutuskan menunda pemberian ucapan selamat.
“Kami tidak setuju dengan memberikan ucapan selamat ‘dimuka’. Apa baiknya? Bagi kami, kami akan menunggu,” kata Lopez Obrador.
Sebelumnya Presiden Cina Xi Jinping sudah mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangannya dalam pilpres AS 3 November 2020. Namun Presiden Lopez Obrador memilih menahan diri khawatir itu bisa keliru nantinya. Dia ingin menunggu sampai proses pemilu secara resmi disimpulkan.
Presiden incumben Donald Trump yang berasal dari Partai Republik melayangkan gugatan hukuman untuk membalikkan hasil pemilu dengan menuding Biden mencoba mencuri pemilu. Akan tetapi, tanpa mengakui kekalahan, Trump sudah memperlihatkan sinyal penyerahan kekuasaan ke pemerintahan Biden.
Presiden Lopez Obrador meyakinkan dia tidak menentang kandidat atau partai politik mana pun dalam pilpes AS. Sumber di Meksiko mengatakan Presiden Lopez Obrador waswas terhadap sikap antagonis Trump, yang dalam masa pemerintahannya mengancam akan melukai Meksiko secara ekonomi jika tidak menghentikan imigran ilegal.
Dalam sebuah pertemuan kabinet pada Selasa, 24 November 2020, kabinet bidang keamanan Meksiko menyarankan ini waktunya untuk mengakui Biden. Sejumlah politikus Partai Demokrat di Amerika juga mengutarakan rasa frustrasi dengan sikap Lopez Obrador yang ragu mengakui kemenangan Biden. Mantan pejabat pemerintah Amerika dari Partai Demokrat bahkan mengatakan posisi Presiden Meksiko akan terlihat bodoh.
“Dunia itu berjalan dan Meksiko mulai tertinggal, namun itulah kesalahan Meksiko,” kata sumber tersebut.