TEMPO.CO, Jakarta - Amerika kembali memperkuat hubungannya dengan Israel. Usai memperbolehkan pendanaan ke proyek-proyek di Israel, sekarang Amerika menerbitkan paspor pertama yang menyebutkan Israel sebagai negara asal pemegang.
Adalah Menachem Zivotofsky, remaja Amerika kelahiran Jerusalem, yang mendapat kehormatan tersebut. Dalam paspor pertama yang ia miliki, tercatat dirinya lahir di Israel.
"Kami memiliki negara asal, negara Israel," ujar Duta Besar Amerika, David Friedman, Jumat, 30 Oktober 2020.
Sebelumnya, para warga Amerika yang lahir di Jerusalem tidak akan diakui sebagai warga Israel. Dalam paspor, mereka akan tercatat sebagai kelahiran Jerusalem. Hal tersebut merupakan bagian dari kebijakan Amerika saat itu untuk menghargai konflik kedaulatan yang dihadapi Palestina dan Israel.
Kebijakan terkait baru berubah di tahun 2017, setahun setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika. Ia memicu perubahan itu dengan mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang menimbulkan kegemparan internasional.
Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, menyampaikan pada Kamis lalu bahwa penyebutan Israel sebagai negara asal pemegang paspor itu tidak bersifat wajib. Dengan kata lain, jika pemegang paspor ingin disebut berasal dari Jerusalem, hal itu diperbolehkan.
Perihal kenapa Zivotofsky sebagai orang pertama yang menerima perubahan paspor tersebut, hal itu dikarenakan aksi orang tuanya. Sejak 2003, orang tua Zivotofsky menggelar kampanye agar anaknya kelak bisa disebut kelahiran Israel, bukan Jerusalem, di paspor pertamanya.
Menanggapi perubahan paspor yang terjadi di Israel, Juru Bicara Pemerintah Palestina Nabil Abu Rudeineh menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Ia bahkan menyebutnya sebagai agenda Donald Trump untuk menaikkan elektabilitasnya menjelang Pilpres Ameirka 2020.
"Apapun upaya Donald Trump menjelang Pilpres Amerika, hal itu tidak akan mengubah realita (soal konflik Jerusalem)," ujar Rudeineh.
ISTMAN MP | REUTERS