TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat mengatakan telah menyita sejumlah rudal milik Iran yang dikirim ke Yaman. AS juga telah menjual sekitar 1,1 juta barel minyak yang dikirim ke Venezuela dari hasil penyitaan sebelumnya.
Ini merupakan langkah pemerintah AS untuk menekan Iran menjelang pemilu Amerika pada 3 November 2020.
Kementerian Keuangan dan Kemenlu AS juga melaporkan telah mengenakan sanksi kepada 11 orang entitas dan individual terkait keterlibatan mereka dalam pembelian dan penjualan petrokimia produksi Iran.
“Tindakan-tindakan ini terjadi sejak musim panas lalu dan situasinya bersifat cair,” kata Michael Sherwin, pelaksana jaksa untuk Distrik Columbia pada Kamis, 29 Oktober 2020 seperti dilansir Reuters pada 30 Oktober 2020.
Sherwin mengatakan pembukaan dokumen kementerian Hukum soal penyitaan rudal dan penjualan minyak mentah dari Iran itu tidak terkait dengan politik.
Iran terlibat dalam perang di Yaman dengan membantu kelompok Houthi, yang berperang melawan pemerintah. Pemerintah Yaman mendapat dukungan dari Arab Saudi, yang merupakan sekutu AS.
Pasukan Houthi kerap menyerang sejumlah target seperti pangkalan udara dan instalasi minyak milik Arab Saudi, yang terletak di dekat perbatasan dengan Yaman.
Kasus yang ditangani kementerian Hukum AS ini terkait dugaan pengiriman senjata secara rahasial oleh Korps pasukan Garda Revolusi Iran atau IRGC ke Yaman dan minyak mentah ke Venezuela.
Pengiriman minyak mentah ke Venezuela itu dilakukan oleh perusahaan terkait IRGC untuk menutupi kepemilikannya. Ada dua kapal terlibat pengiriman minyak mentah ini. Satu kapal berbendera Liberia dengan nama Euroforce dan satu kapal lagi berbendera Singapura dengan nama Maersk Progress.
Sumber