TEMPO, Jakara - Konflik antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda. Kedua negara masih saling tuduh dan saling serang hingga hari ini, sebulan sejak konflik dimulai. Bahkan, tiga upaya untuk mendamaikan keduanya mental, tidak memberikan hasil apapun.
Dikutip dari kantor berita Reuters, kedua negara masih membombardir satu sama lain dengan artileri. Salah satu korbannya adalah kota Barda di Timur Laut Nagorno-Karabakh. Akibat aksi saling serang antara Armenia dan Azerbaijan, belasan nyawa melayang di sana.
"Sebanyak 14 orang meninggal di Barda," ujar keterangan pers Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan, Rabu, 28 Oktober 2020.
Selain Barda, kota lain yang ketiban sial menjadi lokasi pertempuran Armenia dan Azerbaijan adalah Terter, Aghjabedi, Shushi, Gubaldi serta Stepanakert di mana merupakan kota terbesar di Nagorno-Karabkah. Walau begitu, belum diketahui berapa jumlah korban yang meninggal di sana.
Apabila jumlah korban dihitung sejak pertempuran meledak pada 27 September lalu, maka total sudah ada 1068 korban jiwa dan itu baru dari militer saja. Angka tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabkah dan Armenia. Rusia mengklaim korban sudah mencapai 5000 orang sementara Azerbaijan belum memberikan data terbaru.
Upaya gencatan senjata keempat rencananya akan dilakukan pada Kamis esok. Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, mendesak kedua negara untuk benar-benar mengakhiri konflik per hari tersebut. Hal itu mengingat semua gencatan senjata sebelumnya gagal dalam hitungan menit sejak disepakati.
Mike Pompeo sendiri mengaku sudah mengontak Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Dalam kontak tersebut, kata Pompeo, Ia memperingatkan kedua negara untuk tidak lagi menggagalkan gencatan senjata. Rusia dan Prancis akan turut serta dalam upaya gencatan senjata keempat tersebut menurut Pompeo.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dirinya sudah mengontak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan soal situasi di Nagorno-Karabakh. Dalam hal ini, Rusia mewakili Armenia (sekutunya) sementara Turki mewakili Azerbaijan. Erdogan mengkonfirmasi kontak tersebut dan menyakini Rusia memang berniat meredam situasi di lokasi.
ISTMAN MP | REUTERS