TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Kolombia dari serikat pekerja, guru, mahasiswa, dan penduduk asli melakukan demonstrasi dan mogok nasional pada Rabu, 21 Oktober 2020.
Mereka memprotes kebijakan Presiden Ivan Duque soal ekonomi dan sosial, pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia dan tindak kekerasan polisi.
Ini merupakan lanjutan aksi demonstrasi yang berlangsung sejak akhir tahun lalu. Pada September 2020, warga juga turun ke jalan memprotes tindakan brutal polisi yang menewaskan 13 orang warga.
“Kami meminta tidak ada lagi pembantaian terhadap para pemimpin penduduk asli,” kata Harold Aria, 32 tahun, yang ikut berdemonstrasi di Bolival Plaza, Bogota, Kolombia seperti dilansir Reuters pada Rabu, 21 Oktober 2020.
Demonstran menuntut sejumlah konsesi pemerintah termasuk jaminan pendapatan bagi warga yang kehilangan pekerjaa saat pandemi. Mereka juga menuntut pemerintah menambah dana layanan kesehatan dan pendidikan.
Pemerintah memperingatkan rakyat agar tidak berdemonstrasi karena ada pandemi Covid-19. Kolombia sedang menjalani lockdown lebih dari lima bulan. Jumlah kasus Covid-19 diperkirakan mencapai satu juta pada akhir pekan ini.
Sumber