Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

image-gnews
Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berbicara kepada bangsa tersebut tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), 16 Maret 2020. [REUTERS / Eric Gaillard / Illustration]
Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berbicara kepada bangsa tersebut tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19), 16 Maret 2020. [REUTERS / Eric Gaillard / Illustration]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada pidato Jumat kemarin Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ingin menguatkan hukum sekuler Prancis untuk melawan ideologi Islam radikal pada akhir tahun ini.

Pidato Macron menekankan pentingnya menjaga nilai sekuler Republik Prancis dari separatisme Islam yang tumbuh di Prancis. Macron menyebut Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini.

Dikutip dari France24, 5 Oktober 2020, presiden Prancis itu mengatakan Islam berada dalam krisis karena posisi ekstremisme yang menguat. Dia mengumumkan pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember yang bertujuan untuk memperkuat sekularisme di Prancis, melawan apa yang dia sebut sebagai "separatisme Islam" di negara itu.

"Islam di Prancis harus dibebaskan dari pengaruh asing," katanya, menjanjikan pengawasan yang lebih baik terhadap pembiayaan masjid.

"Apa yang kita perlu lawan adalah separatisme Islam,” kata Macron, dalam pidato yang disampaikan di pinggiran barat laut Paris, Les Mureaux, dikutip dari Washington Post.

Macron mengatakan separatisme Islam sebagai proyek ideologi politik-agama yang nyata dan terwujud melalui penyimpangan berulang dari nilai-nilai republik.

Unjuk rasa Islamophobia di Ibu Kota Paris, Prancis. Sumber: Lisa Bryant/voanews.com

Macron beberapa tahun lalu telah mendorong integrasi dan mencegah Muslim Prancis mempraktikan radikalisasi di Prancis, dengan serangkaian serangan terorisme mematikan yang dilakukan Muslim Prancis terhadap sesama warga.

Namun pidato Macron jelas memberikan respons yang lebih jauh dari masyarakat minoritas terutama kalangan Muslim Prancis.

Surat kabar Le Monde memuat opini dari Rektor Masjid Agung Paris, Chems-Eddine Hafiz, yang menulis "Masalah 'separatisme' tidak menjadi perhatian semua Muslim sama sekali. Jauh dari itu!"

"Saya ingin menunjukkan, dengan segala hormat, kepada kalangan yang berusaha untuk membangun kesejajaran antara Islam dan Islamisme, kepada mereka yang menyatakan bahwa Islam adalah Islamisme, dan sebaliknya, bahwa memang ada perbedaan yang harus dibuat antara agama Muslim dan ideologi Islam," kata Hafiz.

Sementara itu Collective Against Islamophobia in France (CCIF), sebuah kelompok advokasi Muslim terkemuka Prancis, mengatakan Macron belum sadar bahwa Islam radikal, yang belum didefinisikan, berakar karena Republik telah mengabaikan masalah sosial. "Alih-alih mengembangkan sosial, Anda mengusulkan untuk memaksakan perangkat represif."

Macron memang menempatkan beberapa kesalahan atas "separatisme Islam" pada Prancis sendiri, terutama dalam keengganannya untuk mengatasi perang berdarah Aljazair dan masa kolonial yang masih tertanam pada jiwa Prancis.

Macron menegaskan "tidak ada konsesi" yang akan dibuat dalam upaya baru untuk mendorong agama keluar dari pendidikan dan sektor publik di Prancis, dikutip dari Al Jazeera.

Dia mengumumkan bahwa pemerintah akan mengajukan RUU pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang sekuler 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

"Sekularisme adalah semen dari persatuan Prancis," tegasnya, tetapi menambahkan bahwa tidak ada gunanya menstigmatisasi semua Muslim yang beriman.

Undang-undang Prancis mengizinkan orang untuk menganut agama apa pun yang mereka pilih, kata Macron, tetapi tampilan luar dari afiliasi keagamaan akan dilarang di sekolah dan layanan publik.

Mengenakan jilbab sudah dilarang di sekolah-sekolah Prancis dan untuk pegawai negeri di tempat kerja mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari TRT, RUU yang diusulkan mencakup langkah-langkah untuk mengakhiri para imam asing dan meningkatkan jumlah imam negara yang dilatih di Prancis. Ini juga memberlakukan pengawasan ketat dan kontrol pendanaan asing untuk tempat ibadah, dan untuk memblokir proyek yang mencurigakan.

"Kami perlu tahu dari mana uang itu berasal, siapa yang mendapatkannya dan untuk apa," kata Macron.

Pada 7 September, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dan Menteri Kewarganegaraan Marlene Schiappa mengonfirmasi bahwa 'RUU separatisme' sedang diselesaikan, dan mengungkapkan lebih detail cara kerjanya.

Di antara penegakannya, RUU akan memaksa asosiasi untuk menandatangani kontrak keterlibatan tentang sekularisme, dan akan dipotong pendanaannya bagi mereka yang melanggar

RUU itu juga akan menghukum "sertifikat keperawanan" yang dikeluarkan oleh dokter sebelum menikah.

RUU itu juga akan mengakhiri program ELCO, memungkinkan pendidikan dan pengajaran dalam bahasa asing tanpa pengawasan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Pemindahan tersebut akan berdampak pada setidaknya 80.000 siswa.

Presiden Prancis Emanuel Macron akan mempresentasikan RUU tersebut pada awal Oktober, dengan sebagian besar isinya masih belum ditentukan.

Sebelumnya pada 18 Februari, Macron telah mengumumkan perang melawan "Separatisme Islam", yang mulai digunakan di komunike Elysee, setelah beralih dari peringatan 'komunitarianisme' generik. Muslim di Prancis mengkritik perubahan frasa yang tercantum dalam komunike tetapi tidak berhasil.

RUU tersebut telah mengalami penundaan terakhir, hingga Oktober setelah BFMTV melaporkan bahwa RUU itu belum selesai, dengan kekhawatiran bahwa dalam keadaannya saat ini beberapa pasal dapat dicabut oleh Dewan Konstitusi Prancis.

Menurut The Washington Post, pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan soal Islam telah menjadi topik diskusi rutin di pers Prancis dan di acara bincang-bincang. Namun seruan untuk mereformasi seluruh agama telah berulang kali menimbulkan tuduhan xenofobia dan Islamofobia. Dan proposal kebijakan terkait telah menjauhi, dan bahkan mempermalukan hampir setiap presiden yang pernah mencobanya. Bahkan upaya oleh presiden sayap kiri, Sosialis Francois Hollande, untuk melucuti kewarganegaraan Prancis terpidana teroris telah gagal di parlemen Prancis.

Macron, seorang sentris yang menjadi presiden pada 2017, telah mengakui warisan masalah itu, termasuk pada hari Jumat. Meskipun demikian, Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia berkomitmen pada sebuah proyek yang "akhirnya membangun Islam di Prancis yang bisa menjadi Islam Pencerahan."

Sumber:

https://www.france24.com/en/20201002-live-macron-outlines-proposal-for-law-to-fight-separatism-in-france

https://www.washingtonpost.com/world/europe/macron-islam-france/2020/10/02/ba8a1dcc-04bc-11eb-b92e-029676f9ebec_story.html

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/2/macron-announces-new-plan-to-regulate-islam-in-france

https://www.trtworld.com/europe/why-muslims-in-france-fear-a-bill-on-islamic-separatism-39991

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Eks Sandera Israel Bertemu Pemimpin Hamas, Keluarga Klaim Diancam Dibunuh

1 hari lalu

Militan Hamas mengawal para sandera yang diserahkan pada Palang Merah Internasional, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di tengah gencatan senjata sementara, di lokasi yang tidak diketahui di Israel. Jalur Gaza, 29 November 2023. Para sandera yang dibebaskan termasuk di antara sekitar 240 orang yang ditangkap oleh kelompok bersenjata Hamas. Hamas Military Wing/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Eks Sandera Israel Bertemu Pemimpin Hamas, Keluarga Klaim Diancam Dibunuh

Top 3 dunia kemarin adalah eks sandera bertemu pemimpin Hamas, keluarga sandera diancam dibunuh hingga Prancis godok sanksi untuk warga Israel.


10 Tips untuk Wisatawan yang Ingin Berkunjung ke Menara Eiffel di Paris

2 hari lalu

Menara Eiffel dihiasi dengan cahaya warna biru-kuning yang merupakan warna bendera nasional Ukraina untuk menandai peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, di Paris, Prancis, 23 Februari 2023. Rusia menginvasi Ukraina melalui darat, udara, dan laut pada 24 Februari 2022, serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. REUTERS/Sarah Meyssonnier
10 Tips untuk Wisatawan yang Ingin Berkunjung ke Menara Eiffel di Paris

Menara Eiffel selalu ramai oleh wisatawan, jadi ketahui 10 hal ini sebelum berkunjung ke sana.


Mengenal Holocaust yang Disebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas

2 hari lalu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 21 September 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Mengenal Holocaust yang Disebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendapatkan kecaman dari beberapa negara pro-Israel setelah menyitir mengenai holocoust. Apakah itu?


Prancis Bakal Larang Merokok di Pantai dan Hutan Mulai 2024

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bersantai di pantai. Freepik.com/Svetlanasokolova
Prancis Bakal Larang Merokok di Pantai dan Hutan Mulai 2024

Prancis baru saja memberlakukan larangan merokok di beberapa tempat umum sebagai bagian dari rencana anti-tembakau.


Mengintip Harta Karun Milik Napoleon yang Tersimpan Levens Hall di Cumbria

2 hari lalu

Levens Hall and Garden di Cumbria, Inggris. Instagram.com/@levenshall
Mengintip Harta Karun Milik Napoleon yang Tersimpan Levens Hall di Cumbria

Beberapa peninggalan harta karun milik Napoleon Bonaparte dan Duke of Wellington disimpan di Levens Hall


Targetkan Raih Posisi Ketiga Piala Dunia U-17 2023, Pelatih Mali: Kami Ingin Pulang dengan Medali

3 hari lalu

Pelatih Timnas Mali Soumaila Coulibaly. ANTARA/Mohammad Ayudha
Targetkan Raih Posisi Ketiga Piala Dunia U-17 2023, Pelatih Mali: Kami Ingin Pulang dengan Medali

Pelatih timnas Mali U-17 Soumaila Coulibaly mengatakan kekalahan dari Prancis di semifinal Piala Dunia U-17 2023 adalah takdir Tuhan.


Kapal Perang Prancis Jadi Rumah Sakit, Rawat Anak-Anak Gaza yang Terluka

4 hari lalu

Kapal perang Prancis, Dixmude. Wikipedia
Kapal Perang Prancis Jadi Rumah Sakit, Rawat Anak-Anak Gaza yang Terluka

Kapal perang Prancis di Mesir yang diubah menjadi rumah sakit akan dapat menerima pasien anak-anak Gaza mulai pekan ini.


Piala Dunia U-17 2023: Gelandang Prancis Nolan Ferro Kagumi Gaya Bermain Paul Pogba dan Sergio Busquets

4 hari lalu

Pesepak bola Timnas Prancis Nolan Ferro (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Timnas Amerika Serikat Cruz Medina (kanan) dalam laga penyisihan Grup E Piala Dunia U-17 di Jakarta International Stadium, Jakarta, Sabtu 18 November 2023. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Piala Dunia U-17 2023: Gelandang Prancis Nolan Ferro Kagumi Gaya Bermain Paul Pogba dan Sergio Busquets

Nolan Ferro selalu tampil di semua pertandingan Prancis di Piala Dunia U-17 2023, mulai fase grup hingga perempat final.


Mengenal Transplantasi Wajah yang Pertama Kali Sukses Dilakukan di Prancis pada 2005

5 hari lalu

Transplantasi wajah di Vall d'Hebron Hospital di Barcelona, Spanyol, Jumat (23/4). AP Photo/Vall d'Hebron Hospital, TVE, via APTN
Mengenal Transplantasi Wajah yang Pertama Kali Sukses Dilakukan di Prancis pada 2005

Penerimanya adalah seorang wanita Prancis berusia 38 tahun yang dianiaya seekor anjing. Lantas apakah transplantasi wajah itu?


6 Pelajar Prancis Diadili, Dituduh Terlibat dalam Serangan pada Guru yang Tunjukkan Kartun Nabi

5 hari lalu

Ratusan orang mengikuti pawai untuk menghormati Samuel Paty, di jalanan pinggiran kota Paris di Conflans-Sainte-Honorine, Prancis, Selasa, 20 Oktober 2020. Penggunaan karikatur yang pernah diterbitkan oleh majalah satir Charlie Hebdo tersebut diprotes oleh para wali murid beragama Islam, yang akhirnya diperbincangkan di sejumlah komunitas Muslim di Paris, dan berbuntut aksi mengerikan terhadap guru itu.  REUTERS/Lucien Libert
6 Pelajar Prancis Diadili, Dituduh Terlibat dalam Serangan pada Guru yang Tunjukkan Kartun Nabi

Enam pelajar Prancis diadili dengan tuduhan terlibat dalam serangan yang menewaskan guru Samuel Paty, yang menunjukkan kartun Nabi di kelas.