TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, mengatakan para penyerang negaranya akan membayar harga mahal. Ini karena warga Taiwan akan membela negaranya dengan gigih.
“Taiwan tidak akan jatuh,” kata Su, yang sebelumnya pernah mengatakan akan menggunakan sapu jika itu alat terakhir untuk melawan serangan militer Cina, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 29 September 2020.
Su mengatakan ini dalam penjelasan ke parlemen bersama Menteri Pertahanan, Yen De-fa.
Yen mengatakan belum melihat tanda-tanda militer Cina mempersiapkan perang besar-besaran dengan pulau itu.
Itu akan terlihat jika militer Cina mengerahkan pasukan dalam jumlah besar di sepanjang pesisir timur, yang berhadapan dengan Taiwan bagian barat.
Pernyataan ini keluar setelah militer Cina melakukan latihan militer berulang kali di dekat pulau itu. Otoritas Beijing menegaskan pulau itu adalah bagian dari Cina.
“Komunis Cina terus melanjutkan tindakan provokasi terhadap Taiwan. Namun, tidak ada tanda saat ini mereka siap melakukan perang berskala besar,” kata Yen.
Pada pekan lalu, angkatan udara Cina mengirim sekitar 18 pesawat jet tempur ke area wilayah udara Taiwan. Ini terkait kedatangan pejabat tinggi AS ke Taiwan.
Saat ini, Taiwan mencoba melawan menggunakan pesawat jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat.
Pulau ini juga membeli sejumlah peralatan tempur canggih buatan perusahaan kontraktor senjata Amerika seperti rudal presisi dan tank.
Sumber
https://www.channelnewsasia.com/news/asia/taiwan-china-war-drills-territroy-military-13160212