TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump menyatakan pada Jumat kemarin bahwa pemenang Pilpres Amerika kemungkinan tidak akan diketahui hingga berbulan-bulan lamanya. Sebab, ia menyakini akan ada masalah dengan surat-surat suara yang dikirimkan via pos.
Hal tersebut berkaitan dengan sikap Donald Trump yang tegas menolak mekanisme Pilpres Amerika via pos. Mekanisme yang kemungkinan akan dipakai separuh pemilih Amerika itu dianggap Donald Trump rentan bocor dan dicurangi. Ia bahkan sempat memilih pilpres ditunda daripada digelar via pos.
"Saya lebih senang duduk di depan televisi dan kemudian mendengar 'pemenangnya adalah', begitu. Kemungkinan kita tidak akan mendengar hal tersebut selama berbulan-bulan gara-gara kekacauan yang ada," ujar Donald Trump, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 25 September 2020.
Dengan mekanisme pos, maka suarat suara tidak akan langsung tiba di tempat penghitungan. Di sisi lain, dikuranginya tenaga dan frekuensi layanan pos Amerika juga berpotensi memperlamban jalannya penghitungan suara. Itulah kenapa, seperti kata Donald Trump, pengumuman pemenang Pilpres Amerika akan memakan waktu lebih lama dibanding biasanya.
Pengadilan sudah memperbolehkan sejumlah negara bagian untuk lebih belakangan melakukan penghitungan suara. Beberapa di antaranya adalah negara bagian yang menjadi kantong pendulang suara seperti Michigan, Pennsylvania, Wisconsin, dan North Carolina. Namun, penyelenggaa pemilu di sana harus memastikan semua proses pengiriman berlangsung di hari pemilu.
Berdasarkan survei terakhir, kebanyakan simpatisan Demokrat memilih untuk memilih via pos. Hal itu untuk memastikan mereka tidak tertular virus Corona hanya gara-gara datang ke tempat pemungutan suara.
Sebagai catatan, Donald Trump juga sempat mengatakan bahwa dirinya akan mempermasalahkan hasil Pilpres Amerika ke Pengadilan Mahkamah AS jika dirinya kalah. Ia menyakini mekanisme pos akan menjadi pemicunya. Partai Republikan mengkritik Donald Trump, memperingatkannya untuk tidak membuat gaduh Pilpres Amerika.
ISTMAN MP | REUTERS