TEMPO.CO, Jakarta - Netizen Thailand yang marah menyerukan boikot pada artis dan idol asal Negeri Gajah Putih itu yang memilih bungkam atas aksi protes pro-demokrasi yang terjadi di negara itu.
Unjuk rasa pro-demokrasi dikoordinir oleh United Front of Thammasat dan kelompok Demonstrasi yang dilakukan pada 19 dan 20 September 2020. Aksi protes tersebut berlangsung damai dan diikuti oleh hampir 10 ribu orang dari berbagai belahan wilayah di Thailand.
Aksi turun ke jalan tersebut berakhir pada Minggu pagi, namun banyak orang masih membincangkannya di media sosial dan saling bertukar informasi. Mereka secara khusus menargetkan artis-artis terkenal dari Thailand dan pabrik-pabrik yang tidak menyuarakan secara terbuka dukungan untuk demokrasi.
Natizen Thailand pro-demokrasi berkampanye untuk melarang produk-produk yang ada kaitannya dengan kapitalis atau artis yang tidak memperlihatkan dukungan bagi demokrasi di Thailand, termasuk memboikot selebriti yang pernah bergabung dengan protes Komite Reformasi Rakyat Demokrasi melawan pemerintahan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Terbaru, muncul gerakan untuk mem-blacklist idol K-pop dengan tagar di Twitter memboikot idol Thailand yang dikenal masyarakat Korea atau tagar idol Thailand di Korea Selatan. Banyak natizen mengaku mereka sudah unfollowed artis favorit mereka dan akan berhenti menjadi penggemar mereka karena sikap bungkam para artis tersebut atas gerakan pro-demokrasi.
Unjuk rasa di Thailand menuntut adanya reformasi kerajaan. Para demonstran meminta undang-undang lese majeste, yang melarang kritik kepada Kerajaan Thailand, dihapuskan. Mereka juga meminta agar kekuasaan konstitusional Raja Thailand dikurangi, begitu pula control Raja pada kekayaan Istana dan unit-unit Angkatan Darat Thailand dikurangi.
Sumber: https://www.asiaone.com/asia/pro-democracy-thai-netizens-call-boycott-silent-celebrities