TEMPO.CO, Jakarta – Regulator Australia mengatakan jaringan sosial raksasa Facebook bakal melemah jika layanan itu menghentikan akses bagi pengguna di sana untuk membagi berita.
Ini adalah cara perusahaan untuk menghindari membayar konten sesuai ketentuan dalam undang-undang yang sedang dibahas.
Selama ini, pemerintah Australia telah berupaya memaksa manajemen Facebook dan perusahaan mesin pencari informasi digital Google untuk membayar perusahaan media di sana untuk konten berita yang dibagikan di jejaring sosial itu.
Permintaan ini mendapat penolakan kuat dari perusahaan AS dan menimbulkan sengketa, yang menjadi perhatian dari regulator dan perusahaan media di seluruh dunia.
Manajemen Facebook mengatakan pada September ini bahwa perusahaan akan menghentikan akses bagi warga Asutralia untuk membagikan akses berita lokal dan internasional di situs perusahaan jika rancangan undang-undang soal ini disahkan.
Saat ini, Facebook dan Australian Competition and Consumer Commission atau ACCC sedang bernegosiasi sebelum regulator membuat rekomendasi final ke pemerintah.
“Itu akan memalukan bagi demokrasi Australia dan bagi pengguna Facebook jika perusahaan mengambil jalur itu,” kata Rod Sims, ketua ACCC, dalam pidato lewat Zoom seperti dilansir Reuters pada Kamis, 17 September 2020.
Sims mengatakan langkah perusahaan itu, jika dilakukan, hanya akan melemahkan jejaring sosial itu. “Itu hanya akan melemahkan Facebook, jadi itu terserah mereka. Jika masyarakat tidak bisa mendapatkan berita dari Facebook maka mereka akan mencari berita di tempat lain,” kata Sims.
Saat ini, media tradisional kehilangan pendapatan iklan karena perusahaan internet raksasa.
Sejumlah negara mencoba mencari cara untuk membuat perusahaan internet membayar trafik yang masuk ke situs mereka internet mereka. Namun, Sims mengatakan belum ada model yang efektif.
Sumber: