TEMPO.CO, Jakarta - Prancis menyayangkan Lebanon yang belum bisa membangun sebuah pemerintahan baru setelah pengunduran diri massal pejabat pemerintah setelah terjadinya musibah ledakan di gudang bahan kimia. Prancis pada Rabu, 16 September 2020, menyerukan pada para pejabat yang ada di Lebanon untuk ikut membantu Perdana Menteri Mustapha Adib membentuk sebuah pemerintahan yang sesuai dengan keadaan Lebanon saat ini.
“Ini belum terlambat,” demikian keterangan pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendapatkan pengawalan ketika tiba di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. Ledakan yang diduga berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpang di sebuah gudang di kawasan tersebut. Thibault Camus Pool via REUTERS
Menurut Macron, reformasi kabinet sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian Lebanon kembali ke jalurnya. Reformasi juga diharapkan bisa meredam kemarahan publik atas musibah ledakan bahan kimia pada 4 Agustus 2020, yang menewaskan 191 orang.
Bagi banyak warga Lebanon, musibah itu adalah puncak dari korupsi yang sudah mengakar dan tindakan bodoh di kalangan politikus yang gagal mendirikan fungsi sebuah negara atau menegakkan aturan hukum.
Presiden Macron sudah dua kali mengunjungi Ibu Kota Beirut sejak musibah terjadi. Macron berharap kedatangannya bisa mencoba membentuk sebuah konsesus kerja untuk mereformasi cara berfikir Pemerintah Lebanon.
Macron dalam kunjungannya sempat menggertak akan menutup pendanaan untuk pemulihan Lebanon dari negara-negara pendonor, jika tidak ada kemajuan yang dibuat.
“Kami akan terus memantau situasi ini dan mengejar orang-orang yang bertanggung jawab di pemerintahan agar memperbaharui desakan kami dalam hal ini,” kata Macron.
Prancis adalah negara yang pernah menjajah Lebanon selama hampir 20 tahun. Perdana Menteri Adib telah berusaha memilih para menteri yang baru sehingga mereka bisa mulai bekerja sesuai peta kerja yang diharapkan Prancis. Sejumlah sumber mengatakan Adib telah berusaha mengubah kendali beberapa menteri setelah banyak dari jabatan menteri itu dipegang oleh fraksi yang sama selama bertahun-tahun.
Sumber: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/france-regrets-lebanon-formed-government-200916151321238.html