TEMPO.CO, Yerusalem – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memutuskan penerapan lockdown atau karantina wilayah secara nasional terkait pandemi Covid-19 selama tiga pekan.
Lockdown ini akan berlangsung mulai Jumat pekan ini untuk meredam gelombang kedua Corona.
“Saya tahu pembatasan ini bakal menjadi harga mahal buat kita semua. Ini bukan liburan yang biasa kita alami. Dan kita tidak bisa merayakannya dengan keluarga jauh,” kata Netanyahu seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 13 September 2020.
Selama masa lockdown, yang berlangsung selama musim libur Yahudi, warga hanya boleh bergerak paling jauh 500 meter dari rumah tapi bisa bekerja dengan sejumlah pembatasan.
Kementerian Keuangan mengatakan lockdown ini bakal menjadi beban biaya bagi pereknomian nasional, yang sedang mengalami resesi, dengan perkiraan sekitar 6,5 miliar shekel atau sekitar Rp29 triliun.
Netanyahu juga memerintahkan kementerian keuangan untuk membantu para pengusaha yang terdampak lockdown Covid-19. Selama ini, Netanyahu menghadapi kritik soal penanganan Covid-19 yang terus berkembang.
Israel pernah menyatakan lockdown nasional pada April saat pandemi Corona ini mulai muncul. Setelah itu, jumlah kasus harian Covid-19 terus turun ke dua digit di tengah populasi sekitar 9 juta orang.
Namun, seiring relaksasi pembatasan kegiatan publik Israel, jumlah kasus baru harian Corona terus melonjak dan total kasus melewati 4 ribu. Pada Sabtu, jumlah kasus baru tercatat sebanyak 2,715 kasus. Sebanyak 1,108 kasus meninggal terjadi sejak awal tahun.
Sumber: