Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negara-negara G7 Tuntut Rusia Selidiki Kasus Peracunan Alexei Navalny

image-gnews
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 Februari 2020. Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, 43 tahun, merupakan seorang pengritik keras pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin. REUTERS/Shamil Zhumatov
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 Februari 2020. Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, 43 tahun, merupakan seorang pengritik keras pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin. REUTERS/Shamil Zhumatov
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri luar negeri negara G7 pada Selasa mengecam peracunan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, melalui pernyataan bersama yang dirilis Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

"Kami, menteri luar negeri G7 Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris Raya dan Amerika Serikat serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa, bersama-sama mengutuk peracunan Alexei Navalny, "kata pernyataan itu, seperti dikutip dari Reuters, 9 September 2020.

Alexei Navalny, tokoh oposisi Rusia berusia 44 tahun yang saat ini dirawat di rumah sakit Berlin, diterbangkan ke Jerman setelah jatuh sakit dalam penerbangan dari Moskow ke Tomsk, Siberia, bulan lalu. Jerman mengatakan dia diracun dengan agen saraf Novichok yang diproduksi pada era Uni Soviet untuk membunuhnya. Rusia mengatakan belum melihat bukti bahwa Alexei Navalny diracun.

Jerman memberi tahu G7, yang diketuai Amerika Serikat tahun ini, mengenai tekadnya bahwa Navalny adalah korban serangan dengan racun Novichok, zat yang dikembangkan oleh Rusia, kata pernyataan bersama G7.

"Setiap penggunaan senjata kimia, di mana pun, kapan pun, oleh siapa pun, dalam keadaan apa pun, tidak dapat diterima dan melanggar norma internasional yang melarang penggunaan senjata semacam itu," bunyi pernyataan tersebut. G7 juga menyerukan kepada Rusia untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas peracunan Navalny.

"Kami akan terus memantau dengan cermat bagaimana Rusia menanggapi seruan internasional untuk penjelasan tentang keracunan mengerikan Navalny," kata G7.

Menteri Perekonomian Jerman, Peter Altmaier, sebelumnya mengatakan ragu jika Jerman menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas kasus Navalny. Hal itu menyusul menguatnya desakan terhadap Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 dengan Rusia. Namun demikian, Altmaier menampik pernyataannya bukan menandakan ketidakpeduliannya terhadap kasus Navalny.

Alexey Navalny telah keluar dari fase koma pada Senin, kata rumah sakit Jerman tempat dia dirawat, menurut laporan CNN.

Navalny sudah dilepas dari alat ventilasi mekanis dan sudah bisa menanggapi rangsangan verbal, kata Rumah Sakit Charité Berlin.

"Masih terlalu dini untuk mengukur potensi efek jangka panjang dari keracunan parahnya," ujar pihak rumah sakit.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa memanggil duta besar Jerman di Moskow atas pernyataan Jerman yang mengkonfirmasi bahwa Alexei Navalny diracun.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Jerman "menggertak" dalam pernyataan di halaman Facebook-nya, Reuters melaporkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komisaris Tinggi Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet, juga menyoroti banyak kasus keracunan dan pembunuhan terarah terhadap warga sipil Rusia dalam 20 tahun terakhir.

"Pola ini sangat mengkhawatirkan," kata Bachelet dalam pernyataan yang dikutip dari UN News. Komisaris Tinggi HAM PBB mencatat bahwa agen saraf dan isotop radioaktif, seperti Novichok dan Polonium-210, adalah zat canggih yang sangat sulit didapat.

"Ini menimbulkan banyak pertanyaan," katanya. "Mengapa menggunakan zat seperti ini? Siapa yang menggunakannya? Bagaimana mereka memperolehnya?" kata Bachelet.

Juru bicara Bachelet, Rupert Colville, mengutip kasus Skripal dan peracunan pembelot Rusia Alexander Litvinenko, yang tewas di London pada 2006.

"Ini bukan bahan yang dapat Anda beli di apotek atau toko pertanian atau toko perangkat keras," kata Colville tentang Novichok dan Polonium-210, yang menyebabkan Litvinenko diracuni.

Dewan HAM PBB meminta Rusia pada Selasa untuk bekerja sama dan menyelidiki temuan Jerman terkait peracunan Alexei Navalny.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-nalvany-g7/g7-foreign-ministers-condemn-navalnys-confirmed-poisoning-idUSKBN25Z31Y

https://edition.cnn.com/2020/09/07/europe/navalny-russia-coma-poisoning-intl/index.html

https://news.un.org/en/story/2020/09/1071832

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

9 jam lalu

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia. Foto: Canva
10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.


Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Pawai komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender)
Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.


Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Ilustrasi paspor. shutterstock.com
Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor


Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Seorang anggota regu bom memeriksa sisa-sisa rudal tak dikenal, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di pusat Kharkiv, Ukraina 2 Januari 2024. Sebagai imbalan atas senjata dari Korea Utara tersebut, Rusia diharapkan akan memasok pesawat tempur, rudal permukaan-ke-udara, kendaraan lapis baja, peralatan produksi rudal balistik dan teknologi canggih lainnya. REUTERS/Sofiia Gatilova
Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.


Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Kosmonot Roscosmos, Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin melakukan perjalanan luar angkasa di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), 17 November 2022. Roscosmos/Handout via REUTERS
Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.


Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova berbicara saat konferensi pers di Moskow, Rusia, 4 April 2023. REUTERS/Maxim Shemetov
Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita


Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi pemukiman yang rusak berat selama serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di kota Zviahel, wilayah Zhytomyr, Ukraina, dalam gambar yang dirilis 9 Juni 2023. Layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina di wilayah Zhytomyr/Handout via REUTERS
Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.


WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa yang mengenakan topeng Presiden Rusia Vladimir Putin memegang uang kertas palsu saat ia berdiri di depan poster Alexei Navalny menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 15 Juni 2021. [REUTERS /Denis Balibouse]
WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.


Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

6 hari lalu

Jet tempur Sukhoi Su-35 melaju di sepanjang lapangan terbang selama forum teknis militer internasional
Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih


Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

6 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.