TEMPO.CO, Istanbul – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan kepada Kanselir Jerman, Angela Merkel, bahwa dukungan sejumlah negara terhadap sikap egois dan tidak adil Yunani terkait sengketa Laut Mediterania timur tidak bisa diterima.
Pernyataan Erdogan ini terkait dengan sengketa Ankara dan Athena soal klaim kepemilikan wilayah laut yang kaya dengan cadangan sumber daya minyak bumi atau hidrokarbon.
Merkel dan Erdogan berbicara soal ini lewat konferensi video pada Kamis, 3 September 2020.
Pada awal pekan ini, Jerman mengirim menteri Luar Negeri untuk menengahi sengketa antara Turki dan Yunani.
Kemenlu Jerman mengatakan kedua negara sepakat untuk menyelesaikan masalah ini lewat jalur negosiasi dan tidak menjadi eskalasi militer.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pemimpin Prancis dan Yunani bersikap rakus dan tidak kompeten karena menantang negara itu untuk mengeksplorasi minyak di Laut Mediterania.
Pernyataan Erdogan itu muncul ketika Turki merayakan kemenangannya atas Yunani dalam perang kemerdekaan Turki 1992.
Seperti dilansir Al Araby pada 2 September 2020, Erdogan bertanya kepada para perwira militer baru di Ankara.
"Apakah orang Yunani menerima apa yang bisa terjadi pada mereka karena pemimpin mereka yang rakus dan tidak kompeten? Apakah orang Prancis tahu harga yang akan mereka bayar karena pemimpin mereka yang serakah dan tidak kompeten?" kata Erdogan.
Dia juga mengatakan Turki siap berperang dan berkorban.
“Pertanyaannya adalah: ketika mereka melawan kita di Mediterania, apakah mereka siap untuk melakukan pengorbanan yang sama?” kata Erdogan.
Sumber: