Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Swiss dan Cina Diam-diam Buat Perjanjian Akses Informasi Pencari Suaka ke Eropa

image-gnews
Seorang melemparkan bendera nasional Swiss keudara saat meramaikan Festival Gulat Alpine di Pegunungna Matterhorn, Zermatt, 13 September.  REUTERS/Thomas Hodel
Seorang melemparkan bendera nasional Swiss keudara saat meramaikan Festival Gulat Alpine di Pegunungna Matterhorn, Zermatt, 13 September. REUTERS/Thomas Hodel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Swiss dan Cina diam-diam membuat perjanjian yang memberi akses informasi tentang pencari suaka warga Cina ke Eropa. 

Perjanjian yang dibuat tahun 2015 diungkap oleh media Swiss NZZ am Sonntag menimbulkan protes dan tuntutan menarik perjanjian itu karena tidak pernah dibahas di parlemen Swiss dan dibuka kepada masyarakat Swiss. 

Perjanjian itu dinilai dapat digunakan untuk mengusir warga Tibet, Uighur, dan etnis minoritas lainnya yang mencari suaka karena mengalami penganiayaan di negaranya.

Dilansir dari Radio Free Asia, Nicolas Walder, anggota parlemen Swiss mengaku terkejut tentang perjanjian itu karena tidak pernah diajukan untuk diskusi di masyarakat sipil atau parlemen Swiss.

“Saya secara pribadi sangat menentang perjanjian itu, karena hal ini menimbulkan pertanyaan tentang perlindungan orang-orang yang mencari suaka atau mencari perlindungan di Swiss, bahkan jika pemerintah memberi kami jaminan bahwa informasi tentang orang Tibet dan Uyghur tidak akan dibagikan dengan pemerintah Cina Tengah, “kata Walder.

“Anda tahu, anda memiliki banyak aktivis politik yang membela Hak Asasi Manusia, dan membela lingkungan. Mereka mungkin bukan bagian dari minoritas, tetapi mereka tetap membutuhkan perlindungan. Kami akan meminta pemerintah untuk tidak menandatangani perpanjangan perjanjian itu."

Lucas Rieder, juru bicara Sekretariat Negara untuk Migrasi (SEM) Swiss, memberi tahu RFA (Radio Free Asia), bahwa pihak berwenang Swiss mencermati klaim yang dibuat oleh warga negara Cina yang mencari suaka di negara tersebut. Dan bahwa peran yang diminta pejabat Cina ke negara tersebut untuk diselidiki, hanya agar mengkonfirmasi identitas mereka.

“Pihak berwenang Swiss dengan cermat memeriksa setiap permohonan suaka secara individual. Jika ada tanda penganiayaan terdeteksi atau dicurigai, pencari suaka tidak akan dikembalikan ke negara asalnya. Perlindungan hak-hak individu yang bersangkutan adalah yang paling penting bagi otoritas Swiss," kata Lucas Rieder, juru bicara Sekretariat Negara untuk Migrasi (SEM) Swiss.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut SEM, perjanjian antara Swiss dan Cina sejauh ini hanya diterapkan sekali, yang mengarah pada deportasi 13 orang, termasuk 4 orang pencari suaka setelah delegasi Cina mengunjungi negara itu untuk mengidentifikasi mereka pada tahun 2016.

Fabian Molina, anggota parlemen Swiss dari Partai Sosial Demokrat, dan pendukung lama Tibet telah berjanji untuk menyelidiki masalah ini dalam beberapa hari mendatang. 

“Kami berharap bahwa pemerintah Swiss tidak akan terpengaruh oleh agenda ekspansionis Partai Komunis Cina yang luas, tidak hanya untuk kepentingan orang Tibet, tetapi juga untuk rakyat Swiss sendiri," ujarnya. 

Swiss adalah rumah bagi lebih dari 100 ribu pengungsi dan juga menjadi kantor bagi beberapa organ PBB di bidang hak asasi manusia.

RADIO FREE ASIA | FARID NURHAKIM 

Sumber:
https://www.rfa.org/english/news/tibet/agreement-08272020194934.html

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

5 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

7 jam lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi bertemu Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Istana Kepresiden Jakarta, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.


Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

11 jam lalu

Pedagang menjajakan foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di lapaknya di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2024. Meski proses gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 masih berjalan dan pelantikan presiden terpilih belum dilaksanakan, foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029 sudah mulai dipasarkan. TEMPO/Martin Yogi
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

1 hari lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

1 hari lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

2 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.