TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan di bursa saham Selandia Baru terhenti selama beberapa jam pada Rabu setelah serangan siber menyerang bursa saham dalam beberapa hari, kata operator bursa saham NZ Stock Exchange (NZX).
Serangan dunia maya serupa juga terjadi pada Selasa malam, kata NZX, di mana penyedia jaringannya menghadapi serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS), cara lazim peretasan untuk mengganggu server dengan membanjiri lalu lintas internet sampai tidak berfungsi.
Dikutip dari Reuters, 26 Agustus 2020, bursa saham Selandia Baru mengatakan perdagangan pasar tunai dihentikan pada Rabu pukul 11:24 waktu setempat dan dilanjutkan pada pukul 15:00.
Perdagangan di jam terakhir pada hari Selasa juga terpengaruh. Situs web NZX dan platform pengumuman pasar juga terpengaruh.
Penyedia jaringan NZX terus menyelidiki sumber masalahnya. "Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah tersedia," kata NZX.
Seorang juru bicara NZX mengatakan serangan siber pada Rabu mirip dengan serangan siber Selasa, RNZ melaporkan.
Serangan itu membanjiri layanan online dengan lebih banyak lalu lintas daripada yang dapat ditampung server atau jaringan, yang membuat situs web atau layanan tidak dapat dioperasikan.
Profesor ilmu komputer AUT, Dave Parry, mengatakan serangan ini jarang terjadi.
"Ini menunjukkan bahwa siapa pun yang melakukan penyerangan mungkin sangat terampil. Ini adalah geng yang cukup canggih...dan mereka tidak mungkin dapat melakukan ini dengan sedikit uang," kata Parry.
Dia berharap GCSB akan bekerja dengan Cert (Tim Tanggap Darurat Komputer) untuk mencoba mengidentifikasi sumber serangan.
Menteri Perdagangan Selandia Baru Kris Faafoi mengatakan dia diberitahu bahwa kemungkinan aktor negara tidak berada di balik serangan siber itu.
Sumber:
https://www.rnz.co.nz/news/business/424472/nzx-down-again-after-another-cyber-attack