TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan meyakinkan negaranya tidak akan mengakui Israel hingga masalah Palestina diselesaikan. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah wawancara Khan dengan media 18 Agustus 2020 memperingati dua tahu kepemimpinannya di Pakistan.
“Posisi kami terhadap Israel sangat jelas, sama seperti yang dilakukan bapak pendiri negara ini Quaid I-Azam. Kami tidak dapat mengakui Israel sampai Palestina mendapatkan hak-haknya, di mana sejalan dengan solusi dua negara,” kata Khan, dikutip dari middleeastmonitor.com.
Warga Israel mengikuti demo untuk memprotes rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat, di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 6 Juni 2020. Kata-kata dalam bahasa Ibrani di plakat bertuliskan "Terdakwa: Negara berada di atas segalanya dan saya adalah negara". REUTERS/Amir Cohen
Menurut Khan, menerima Israel sebagai sebuah negara – sama dengan melepas posisi Pakistan terhadap wilayah Jammu dan Kashmir yang diduduki secara ilegal India. Baginya, kasus Palestina mirip dengan yang dihadapi masyarakat Kashmir dan hak-hak warga Palestina terenggut hingga mereka menderita atas kekejaman Israel.
Sebelumnya pada Minggu, 16 Agustus 2020, sekitar 10 ribu warga Pakistan berunjuk rasa menolak penandatanganan normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel.
Abu Dhabi mengatakan langkah yang dilakukan pihaknya untuk mencegah rencana aneksasi Tel Aviv terhadap Tepi Barat. Akan tetapi, kubu oposisi di negara itu sangat yakin normalisasi hubungan ini upaya yang sudah disorongkan selama berpuluh tahun saat pejabat Israel melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab dan menghadiri konferensi di negara itu, padahal saat itu Uni Emirat Arab dan Israel tidak punya hubungan diplomatik atau hubungan lainnya.