TEMPO.CO, Minsk – Tokoh oposisi Belarus, Svetlana Tikhanouskaya, meminta para pemimpin Uni Eropa untuk tidak mengakui hasil pemilu negara itu, yang menurutnya penuh kecurangan.
Tikhanouskaya meminta UE untuk menghormati pilihan rakyat Belarus.
Dia berbicara dari negara tetangga Lithuania sebelum digelarnya pertemuan puncak darurat Uni Eropa, yang akan digelar secara video conference untuk membahas krisis di Belarus.
“Saya meminta Anda semua untuk tidak mengakui pemilu yang penuh kecurangan itu,” kata Tikhanouskaya lewat video conference seperti dilansir Reuters pada Rabu, 19 Agustus 2020.
Dia melanjutkan,”Alexander Lukashenko telah kehilangan semua legitimasinya di hadapan publik dan dunia.”
Svetlana Tikhanouskaya mengeklaim sebagai pemenang dari pemilu dua pekan lalu. Namun, dia meminta ada pemilu baru dengan diawasi pengamat dari luar negeri.
Secara terpisah, Presiden Lukashenko mengeklaim kemenangan sekitar 80 persen pada pemilu kemarin. Lukashenko telah berkuasa selama sekitar 26 tahun di Belarus dan dianggap sebagai orang kuat.
Pejabat Uni Eropa telah mengirim sinyal akan mengenakan sanksi kepada pejabat Belarus jika terbukti melakukan kecurangan pemilu.