TEMPO.CO, Dakar – Tentara pemberontak Mali menahan Perdana Menteri Boubou Cisse dan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.
“Saya sangat mengecam penangkapan Presiden Ibrahim Boubacar Keita, perdana menteri, dan sejumlah pejabat pemerintahan Mali dan meminta pembebasan mereka segera,” kata Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi Uni Afrika, lewat pernyataan di akun Twitter seperti dilansir Reuters pada Rabu, 19 Agustus 2020.
Seperti diberitakan sebelumnya, penduduk lokal dan sumber di pasukan keamanan Mali mengatakan terjadi tembak menembak di sebuah markas angakatan darat negara itu.
Insiden ini terjadi di daerah Kati, yang terletak sejauh 15 kilometer di luar Bamako, Mali.
Sumber Reuters mengatakan ini merupakan lokasi terjadinya pemberontakan tentara pada 2012 yang berujung kudeta.
Saat ini, sumber mengatakan belum jelas siapa saja faksi yang terlibat kontak senjata ini.
“Kedutaan mendapat informasi ada pemberontakan militer dan ada pasukan yang bergerak menuju Bamako,” begitu pernyataan kedutaan Norwegia dalam peringatan kepada warga seperti dilansir Reuters pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Pihak kedubes Norwegia meminta warganya agar meningkatkan kehati-hatian dan tinggal di rumah hingga situasi menjadi jelas. “Benar, ada pemberontakan. Militer angkat senjata,” kata seorang sumber di pasukan keamanan Mali.