TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder Cina pendiri Alibaba, Jack Ma dipanggil oleh pengadilan India setelah seorang mantan karyawannya warga India mengungkapkan tentang sensor dan berita bohong di aplikasi buatan Alibaba, UC News dan UC Browser.
Pushpandra Singh Parmar, mantan karyawan Alibaba itu mengatakan, sensor dilakukan untuk hal yang tidak menyenangkan Cina.
Berita bohong di aplikasi UC Browser dan UC News bertujuan membuat kekacauan politik dan sosial.
Menurut laporan Reuters, kasus ini muncul beberapa pekan setelah India dengan alasan keamanan negara melarang aplikasi US News, UC Browser, dan 57 aplikasi Cina lainnya beroperasi dipicu bentrokan mematikan antara pasukan India dan Cina di Lembah Galwan, perbatasan kedua negara di utara.
Hakim pengadilan distrik Gurugram, New Delhi, Sonia Sheokand mengeluarkan perintah pemanggilan Alibaba, Jack Ma dan sekitar 12 orang lainnya dari perusahaan itu untuk dimintai keterangan tentang sensor dan berita bohong yang diungkap mantan karyawan raksasa e-commerce Cina itu.
Pengadilan India menunggu jawaban Jack Ma dan perusahaan itu atau melalui pengacaranya dalam tempo 30 hari lamanya.
Perwakilan Alibaba di India tidak menanggapi pemanggilan Jack Ma.
Parmar menjabat sebagai associate director di kantor UC Web di Gurugram hingga Oktober 2017. Dia menuntut ganti rugi sebesar US4 268 ribu atas pemecatannya. Dia menolak menanggapi perintah pengadilan memanggil Jack Ma dan Alibaba.
Data perusahaan Sensor Tower menunjukkan, sebelum India resmi melarang semua aplikasi Cina Juni lalu, UC Browser telah diunduh sedikitnya 689 juta kali dan UC News sebanyak 79,8 juta kali diunduh selama periode 2017-2018.