TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Malaysia akan beralih pada energi nuklir untuk menghasilkan listrik pada 2023 saat pasokan minyak fosil menipis.
Menteri Energi, Air, dan Komunikasi Malaysia Shaziman Mansor mengatakan penggunaan energi nuklir juga sebagai alternatif untuk menghadapi harga minyak dunia yang tinggi, sebagaimana dilaporkan koran the Star.
"Saya akan memaparkan pada kabinet dalam dua minggu. Kami tidak memiliki pilihan lain, kecuali memulai putaran roda," ujarnya.
"Anda tidak dapat mengatakan ingin menggunakan tenaga nuklir dalam beberapa bulan ke depan, dan mengharapkan semuanya sudah terpasang," kata menteri.
Malaysia di bulan Juni meningkatkan tarif listrik setelah harga batu bara berfluktuasi, namun Shaziman mengatakan harga batu bara saat ini lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sekitar US$ 75 per ton.
"Peningkatan harga batu bara di luar perkiraan dan kami perlu bertindak sekarang," kata Shaziman.
Perusahaan negara Tenaga mengatakan pihaknya dapat membangun pembangkit tenaga nuklir 1.000 MW pertama dengan biaya US$ 3,1 miliar setelah diminta pemerintah untuk mencari opsi di tengah harga minyak dunia yang naik dan keterbatasan pasokan minyak dan gas alam negara itu.
Saat ini setengah dari pembangkit listrik Malaysia dijalankan dengan gas. Sumber lainnya adalah batu bara dan tenaga air.
Pemerintah tahun lalu mengatakan akan membangun laboratorium pengawas nuklir pertaama di Asia Tenggara yang memungkinkan para ahli mengecek keamanan program energi atom di wilayah itu.
AFP/Erwin