TEMPO.CO, Buenos Aires – Pemerintah Argentina mengajukan amandemen proposal restrukturisasi utang luar negeri pada Ahad, 5 Juli 2020.
Pemerintah menambahkan sejumlah tawaran pemanis agar kreditor mau menerima tawaran restrukturisasi utang ini.
Pemerintah menetapkan 4 Agustus sebagai tenggat waktu bagi kreditor untuk menerima proposal restrukturisasi utang luar negeri ini.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez, mengatakan tawaran itu merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan negaranya.
“Ini merupakan usaha sangat besar yang kami lakukan untuk memenuhi janji kami,” kata Fernandez seperti dilansir Reuters pada Senin, 6 Juli 2020.
Pemerintah Argentina berupaya menurunkan ketegangan dengan kreditor obligasi dan mencari kesepakatan.
Proposal restrukturisasi utang luar negeri sebesar US$65 miliar atau sekitar Rp943 triliun ini merupakan upaya Argentina untuk keluar dari krisis ekonomi berkepanjangan. Kondisi ekonomi ini menjadi lebih buruk setelah merebaknya pandemi Covid-19, yang menghambat kegiatan bisnis.
Proposal ini juga berisi sejumlah tawaran pemanis kepada para kreditor asing termasuk para pemegang obligasi dolar.
Ini merupakan upaya Argentina untuk menunjukkan niat baik dan kesediaan untuk tetap terlibat dalam pasar keuangan internasional.
Saat ini, seperti dilansir Reuters, Argentina mengalami gagal bayar atau default pada Mei untuk pembayaran cicilan bunga utang luar negeri berupa obligasi dolar. Nilai cicilan bunga itu sekitar US$500 juta atau sekitar Rp7.3 triliun.