TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan belas orang tewas dan enam lainnya luka dalam ledakan di sebuah klinik medis di utara ibu kota Iran, Teheran, pada Selasa.
Menurut laporan kantor berita resmi IRIB, ledakan disebabkan oleh kebocoran gas, kata Wakil Gubernur Teheran Hamid Reza Goudarzi mengatakan kepada televisi pemerintah.
Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa ledakan di situs Teheran utara dan yang lainnya menunjukkan petugas pemadam kebakaran menggunakan tangga untuk mencapai atap gedung, dikutip dari Reuters, 1 Juli 2020. Keaslian video ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Api yang dipicu oleh ledakan telah padam, kata Jalal Maleki, juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Teheran di TV pemerintah.
Klinik itu, yang memiliki 25 karyawan di dalamnya pada saat ledakan, sedang melakukan operasi kecil, kata Harirchi.
Beberapa korban berada di lantai atas, tepatnya di ruang operasi, ketika mereka melakukan operasi, kata Maleki, dikutip dari Middle East Eye.
"Mereka kehilangan nyawa karena panas dan asap tebal," katanya, menambahkan bahwa petugas pemadam kebakaran telah menyelamatkan 20 orang. Maleki menambahkan dari 19 yang tewas, 15 adalah perempuan dan empat pria, dikutip dari Tasnim News Agency.
Pada Rabu Presiden Hassan Rouhani menyatakan belasungkawa pada insiden ledakan di klinik Sina Athar di Teheran utara.
Presiden juga memerintahkan penyelidikan segera untuk memastikan penyebab insiden secara akurat.
Pekan lalu, sebuah ledakan terjadi di dekat situs militer dekat Teheran yang menurut kementerian pertahanan disebabkan oleh tangki bocor di fasilitas penyimpanan gas. Tidak ada laporan korban luka atau kematian di dekat situs militer yang diklaim negara Barat sebagai lokasi uji coba nuklir Iran.