TEMPO.CO, Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mempertimbangkan untuk maju lagi sebagai calon Presiden jika rakyat setuju dengan perubahan konstitusi.
Rusia akan menggelar pemungutan suara nasional pada 25 Juni – 1 Juli untuk perubahan konstitusi.
Ini termasuk amandemen pasal yang memungkinkan Putin untuk maju dua kali enam tahun masa jabatan Presiden.
Ini berlaku jika masa tugasnya sebagai Presiden saat ini berakhir pada 2024.
“Saya tidak menutup kemungkinan maju lagi jika opsi ini muncul di konstitusi. Kita akan lihat,” kata Putin dalam wawancara dengan televisi lokal dan dikutip Reuters pada Ahad, 21 Juni 2020.
Putin melanjutkan,”Saya belum memutuskan apapun soal ini.” Perubahan konstitusi ini telah disetujui oleh parlemen dan Mahkamah Konstitusi. Ini akan membuat masa kepresidenan Putin kembali ke nol.
Dia tidak bisa menambah masa jabatan jika mengikuti ketentuan dalam konstitusi saat ini.
Saat ini, Putin sedang menjalani masa jabatan keempat sebagai Presiden. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri selama dua periode.
Pihak oposisi menilai reformasi konstitusi ini dirancang untuk mengizinkan Putin tetap berkuasa hingga 2036. Dan ini dianggap sebagai kudeta konstitusional.
Kremlin beralasan perubahan Konstitusi ini dibutuhkan untuk memperkuat peran parlemen dan meningkatkan kebijakan sosial dan administrasi publik Rusia.