TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Spanyol mengambil sikap berbeda soal keberadaan patung penemu benua Amerika, Christopher Columbus. Menurut mereka, Christopher Columbus adalah bagian dari sejarah Spanyol dan sebaiknya sejarah tersebut dihormati oleh negara manapun.
Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Pendidikan menyusul banyaknya gerakan menurunkan patung Christopher Columbus pasca kasus George Floyd di Amerika. Menurut berbagai pihak, patung Christopher Columbus mencerminkan kolonialisme karena dialah pembuka pintu invasi ke Amerika oleh negara-negara Eropa. Efek dari invasi itu adalah perbudakan dan juga pembantaian warga pribumi.
"Tiap kota memiliki sejarah dan momennya sendiri yang harus dihormati dan dipelajari," ujar Menteri Pendidikan Spanyol, Isabel Celaa, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 18 Juni 2020.
Di Spanyol, Christopher Columbus sudah dianggap seperti pahlawan nasional. Meski ia lahir di Italia, Christopher Columbus membawa bendera Spanyol ketika melakukan ekspedisi yang berujung penemuan benua Amerika. Sebagai penghormatan, di Spanyol, patung Christopher Columbus didirikan di berbagai titik.
Kontras dengan situasi di Spanyol, patung Christopher Columbus di negara-negara lain diturunkan, baik secara resmi maupun paksa. Tidak sedikit juga yang menjadi target vandalisme. Di Amerika, misalnya, patung-patung Christopher Columbus di St. Louis, Boston, Richmond, dan Detroit menjadi target amukan demonstran anti-rasisme dan anti kekerasan oleh kepolisian.
ISTMAN MP | REUTERS