TEMPO.CO, Ottawa – Pemerintah Kanada memperpanjang program Canada Emergency Response Benefit atau program Manfaat Respon Darurat Kanada untuk mendukung pendapatan warga yang mengalami pemutusan hubungan kerja akibat pandemi Covid-19 atau Corona.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan,”Kita akan terus memberikan stimulus finansial kepada warga Kanada yang membutuhkan.”
Dalam jumpa pers pada Senin, 15 Juni 2020, Trudeau mengatakan akan memberikan lebih banyak detil mengenai perpanjangan program ini dalam beberapa hari ini.
Saat ini, CERB berlaku selama 16 pekan. Ini artinya sejumlah warga Kanada akan kehilangan dukungan finansial dari pemerintah pada Juli 2020.
Hingga 4 Juni 2020, pemerintah telah membayar sekitar 43.5 miliar dolar Kanada atau sekitar Rp454 triliun kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ada 8.4 juta warga yang mengajukan bantuan finansial ini. Pengumuman ini sebagai bentuk dukungan kepada pihak oposisi Partai Demokrat Baru.
Ini terjadi setelah pemimpin partai itu, Jagmeet Singh, mengatakan dia tidak akan mendukung pemerintah di parlemen jika CERB tidak diperpanjang.
“Kami meyakini ada kebutuhan untuk perpanjangan CERB,” kata Singh pada Senin. “Tidak bisa diterima bagi jutaan warga Kanada tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.”
Pemerintahan Liberal Trudeau membutuhkan setidaknya satu partai oposisi di DPR atau House of Commons.
Kanada mengalami wabah virus Corona atau Covid-19 dengan jumlah 98.787 kasus.
Ada sekitar 8.146 warga yang meninggal. Namun, paparan Covid-19 ini telah mereda cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
13 provinsi dan wilayah di Kanada mulai membuka kembali kegiatan ekonomi.
Walaupun Perdana Menteri Trudeau tidak mengonfirmasi soal lintas batas perbatasan dengan AS, yang akan tutup hingga Juli 2020, namun dia mengatakan ada konsesus luas dari para gubernur negara bagian bahwa pembatasan itu harus terus berlangsung.
Wabah Covid-19 merebak sejak Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina seperti dilansir CNN. Wabah ini telah menyebar ke 190 negara dengan korban terpapar sebanyak sekitar Rp7.96 juta orang.
Sebanyak sekitar 433 ribu orang meninggal dunia. Dan 3.68 juta orang telah sembuh dari paparan Covid-19, yang menyebabkan sakit paru-paru.