TEMPO.CO, Jakarta - Angka penyebaran virus corona di Arab Saudi kembali naik. Juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Mohammed al-Abd al-Ali, pada Minggu, 14 Juni 2020, mengatakan kenaikan ini kemungkinan karena kurangnya penerapan social distancing atau jaga jarak aman oleh warga.
Pada Mei lalu, angka penyebaran virus corona di negara itu sempat turun namun jumlah rata-rata infeksi virus corona sekarang memperlihatkan kenaikan. Al-Abd al-Ali mengatakan kenaikan ini adalah sebuah indikasi beberapa warga negara Arab Saudi dan penduduk lain di negara itu tidak mematuhi aturan pencegahan penyebaran virus corona, di antaranya menghindari acara kumpul-kumpul atau tempat yang ramai.
Pemandangan Masjid Al-Rajhi setelah pengumuman pelonggaran lockdown tahap kedua di Riyadh, Arab Saudi, Ahad, 31 Mei 2020. Hanya Masjidil Haram yang masih tertutup untuk publik. REUTERS/Ahmed Yosri
Situs english.alarabiya.net mewartakan pada 14 Juni lalu penambahan harian kasus virus corona di Arab Saudi menyentuh angka tertinggi, yakni 4.233 kasus baru dalam tempo 24 jam. Sebagian besar dari kasus baru itu terjadi di Ibu Kota Riyadh, di mana otoritas berwenang menyebut ada ratusan warga di sana yang gagal mematuhi protokol kesehatan.
“Penyebaran virus corona bisa naik jika masyarakat terus melanggar kebijakan pencegahan penyebaran virus corona, khususnya di tempat-tempat ramai,” kata Al-Abd al-Ali.
Menurut Al-Abd al-Ali, masyarakat bisa mengambil langkah inisiatif dan mengikuti langkah pencegahan seperti sudah disarankan sehingga kehidupan di Arab Saudi bisa kembali normal dengan tetap diberlakukannya protokol kesehatan dan angka penyebaran virus corona kembali turun.
Sumber di Pemerintah Arab Saudi mengatakan rencana untuk melonggarkan aturan lockdown di beberapa area di Kerajaan Arab Saudi sejauh ini masih sesuai rencana. Akan tetapi, di beberapa area yang angka pasien virus coronanya masih tinggi tetap akan dipantau oleh otoritas untuk menentukan rencana yang sepatutnya dan memastikan situasi di sana tidak memburuk.