TEMPO.CO, Jakarta - Inggris pada Minggu, 14 Juni 2020, melaporkan angka kematian terendah akibat virus corona. Namun angka pasien positif virus corona masih bertambah dalam sepekan terakhir.
Sampai Minggu pagi dilaporkan ada 36 pasien virus corona yang meninggal. Angka itu terendah sejak 21 Maret 2020. Akan tetapi, laporan pada akhir pekan itu baru dimulai lagi setelah adanya masalah teknis.
Dengan penambahan tersebut, maka total 41.698 pasien virus corona yang meninggal di Inggris atau terburuk di se-Eropa dan terbanyak ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil.
Pengunjung mengantre saat masuk supermarket Sainsburys di tengah penyebaran virus Corona di Watford, Inggris, 19 Maret 2020. Hingga kini, Inggris belum mengambil kebijakan lockdown sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona. REUTERS/Paul Childs
Dikutip dari aa.com.tr, penambahan kasus baru virus corona per hari di Inggris naik menjadi 1.514 kasus dari 1.003 kasus dalam empat hari terakhir kendati jumlah orang yang dites virus corona pada akhir pekan lalu lebih sedikit dibanding sebelumnya.
Pemerintah Inggris melaporkan lebih dari 170 ribu orang melakukan tes virus corona pada Rabu, 10 Juni dan pada Minggu kemarin angka yang dipublikasi ada 145 ribu orang menjalani tes virus corona. Kementerian Kesehatan dan Jaminan Sosial Inggris melaporkan ada 6.772.602 orang yang menjalani tes virus corona di Inggris dan dari hasil tes itu sejauh ini 295.889 orang yang hasil tesnya positif.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengumumkan kemungkinan satu dari seribu orang di Inggris terinfeksi virus corona. Itu artinya penularan virus corona kemungkinan sudah menurun.
Pada Senin, 15 Juni 2020, toko-toko di Inggris sudah diperbolehkan buka dan jutaan masyarakat Inggris bersiap menunggu izin agar bisa kembali bekerja ke kantor.