TEMPO.CO, Beijing – Jaringan satelit navigasi Beidou dari Cina bakal menjadi jaringan yang lengkap setelah satelit terakhir menempati orbit pada Juni 2020 ini.
Ini memberi Cina keleluasaan lebih besar untuk tidak menggunakan jaringan satelit Global Positioning System buatan Amerika Serikat.
Ini juga meningkatkan kompetisi pada sektor satelit navigasi yang selama ini dikuasai Amerika Serikat.
“Satelit ke 35 dari jaringan satelit Beidou-3 akan diluncurkan pada Juni ini,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 12 Juni 2020.
Ini artinya jaringan satelit navigasi Beidou memiliki jumlah satelit lebih banyak daripada GPS dengan 31 satelit.
Ini juga masih lebih banyak daripada jaringan satelit navigasi Galileo dan Glonass dari Rusia.
“Dengan US$10 miliar atau sekitar Rp140 triliun, Beidou menyediakan jaringan komunikasi aman bagi militer Cina, menghindari gangguan koneksi ke GPS saat terjadi konflik ekstrim,” begitu dilansir Channel News Asia.
Beidou juga membuat sistem target senjata dan panduannya meningkat.
Sistem Beidou bisa memberikan akurasi layanan posisi akurat hingga 10 centimeter di Asia Pasifik dibandingkan GPS dengan 30 centimeter jangkauan.
“Beidou dirancang beberapa dekade setelah GPS maka memiliki manfaat belajar dari pengalaman GPS,” kata Andrew Dempster, direktur Pusat Riset Rekayasa Luar Angkasa dari Australia. Dempster mengatakan Beidou memiliki bandwith lebih tinggi sehingga lebih akurat.