TEMPO.CO, Jakarta - Chile pada Kamis, 11 Juni 2020, mengkonfirmasi ada kenaikan kasus virus corona di negara itu, termasuk angka kematian. Dalam 100 hari setelah wabah virus corona merebak di negara itu, ada 154.092 kasus Covid-19 terkonfirmasi dan 2.648 pasien meninggal karena virus tersebut.
“Ini 100 hari yang sangat berat. Juni akan menjadi bulan yang berat dalam memerangi penyakit ini,” kata Menteri Kesehatan Chile, Jaime Mañalich, seperti dikutip dari reuters.com.
Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Chile melaporkan kasus pertama virus corona pada 3 Maret 2020, yang ketika itu dibawa oleh warga negaranya yang baru pulang dari Asia dan Eropa. Pada pertengahan Maret, Pemerintah Chile mendeklarasikan darurat nasional selama tiga bulan, menutup pintu perbatasan, meliburkan sekolah dan memberlakukan karantina wilayah untuk area-area yang paling parah.
Sebelumnya pada pertengahan April lalu, Presiden Chile Sebastian Pinera menyusun rencana tatanan hidup baru atau new normal. Lewat rencana tersebut, dia ingin menerbitkan izin warga Chile untuk kembali bekerja dan murid-murid kembali ke sekolah.
Pada Mei lalu, virus corona menyebar dari kawasan pemukiman orang kaya di Chile ke area pemukiman padat penduduk. Jumlah kasus baru lalu terus bertambah hampir setiap hari hingga hitungan ribu. Berkaca pada kondisi tersebut, Pemerintah Chile segera memberlakukan karantina wilayah untuk Ibu Kota Santiago de Chile.
Pada tiga hari terakhir, Pemerintah Chile mengumumkan kasus baru virus corona di wilayah Santiago de Chile saja naik 11 persen. Lembaga Chilean Society of Intensive Medicine mengatakan dalam laporan terbaru sebanyak 87 persen tempat tidur di ICU dan 76 persen ventilator di penjuru Chile, sedang digunakan.