TEMPO.CO, Seoul – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menyoroti isu ekonomi domestik dalam pertemuan politbiro Partai Pekerja.
Rapat ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan terkait aktivitas para pembelot.
“Pertemuan politbiro itu berlangsung selama dua hari di tengah ketidak-pastian global akibat pandemi Covid-19,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 8 Juni 2020.
Pandemi Covid-19 ini menjadi tambahan beban bagi ekonomi Korea Utara. Ini karena sebelum ini Korea Utara telah mengalami sejumlah sanksi ekonomi internasional.
Sanksi yang didukung semua anggota Dewan Keamanan PBB ini, termasuk Cina yang menjadi pendukung Korea Utara.
Sanksi ekonomi yang cukup berat itu berlaku untuk menekan Pyongyang agar mau melucuti semua program senjata nuklir.
Kantor berita KCNA mengatakan pertemuan politbiro itu mendiskusikan soal pembangunan lanjutan ekonomi negara yang mandiri,”Dan upaya meningkatkan standar hidup masyarakat."
Kim Jong Un tidak menyinggung kritik negaranya kepada Korea Selatan atau soal pembelot yang bersembunyi di Seoul dan menyebutnya rumah.
Selama beberapa hari terakhir, sejumlah pejabat Korea Utara melontarkan ancaman kepada Korea Selatan.
Isinya soal penghentian kerja sama liason office atau kantor penghubung dan sejumlah proyek lainnya.
Ini akan dilakukan jika pemerintah Korea Selatan tidak menghentikan upaya para pembelot mengirimkan selebaran ke wilayah Panmunjom, yang menjadi wilayah perbatasan kedua negara.