TEMPO.CO, Jakarta - Ketika sistem kesehatan India kewalahan di tengah wabah virus corona, beberapa dokter berinisiatif meringankan beban ini dengan membuka konsultasi kesehatan secara online. Para dokter itu memberikan konsultasi virtual pada pasien-pasien yang mengalami gejala ringan atau penyakit kronis.
Agar pasien tidak terburu-buru datang ke klinik dan menghindari risiko infeksi penyakit yang menyertainya, banyak dokter melayani konsultasi via video call, bahkan chatting (ngobrol) di WhatsApp. Ada juga dokter yang bersedia menerima telepon untuk pasien-pasien seperti penyakit diabetes atau ginjal.
“Lockdown diberlakukan dan pasien-pasien tidak bisa keluar rumah, namun namanya penyakit kan tidak bisa menunggu,” kata Sushila Kataria, Direktur Internal Rumah Sakit Medanta, Gurugram, New Delhi, India.
Pekerja migran India sedang menangis dipinggir jalan. Pekerja migran itu ingin melihat anaknya yang sakit kritis, namun perjalanan pulang masih jauh karena lockdown. Sumber: New Indian Express
Kataria mengatakan pihaknya sekarang hampir 80 persen merawat pasien secara online, di mana pengecekan fisik terbatas pada pasien-pasien dengan kondisi mendesak.
Dikutip dari asiaone.com, India adalah salah satu negara di dunia yang memberlakukan lockdown sangat ketat sejak akhir Maret 2020. Infeksi virus corona di negara itu sudah lebih dari 165 ribu dan 4.707 pasien berakhir dengan kematian.
Penyebaran virus corona ini telah membuat banyak rumah sakit kewalahan. Mereka terseok-seok mengatasi kekurangan tempat tidur dan tenaga dokter. Virus yang mematikan ini telah mengalihkan perhatian dari pasien-pasien non-virus dan mereka yang mengalami penyakit kronis.
Dengan sistem kesehatan yang kewalahan ini, India menerbitkan aturan telemedis untuk mengoptimalkan konsultasi lewat dunia maya. Pasien bisa memesan jadwal konsultasi secara online dengan pembayaran dimuka.
Sayangnya, layanan konsultasi online ini ada kelemahannya. Dokter dan pasien terkadang menghadapi buruknya jaringan internet dan harus ekstra usaha dalam membangun kepercayaan pasien. Untuk pasien ibu hamil, layanan online ini membuat dokter tidak bisa melakukan cek fisik. Mukta Kapila, dokter kandungan, mengatakan lewat konsultasi virtual ini dia tak bisa menyentuh pasien sebagai bentuk dukungan moril agar pasien kuat melawan penyakitnya.