Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pria Palestina Difabel Mental Ditembak Polisi Israel di Yerusalem

image-gnews
Iyad Halak.[Times of Israel]
Iyad Halak.[Times of Israel]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Israel menembak mati seorang pria Palestina difabel mental pada Sabtu kemarin di Yerusalem.

Polisi mengaku menembak pria Yerusalem Timur bernama Iyad Halak, 32 tahun, karena diduga memiliki senjata api.

Halak, seorang pria berkebutuhan khusus yang tidak mengerti perintah polisi untuk berhenti, ternyata tidak bersenjata sama sekali.

Polisi mengatakan Halak diminta untuk berhenti oleh petugas yang ditempatkan di dekat Gerbang Singa, sebuah lokasi beberapa serangan di masa lalu. Polisi menembak tersangka untuk "menetralisir" dia selama pengejaran.

Media berbahasa Ibrani melaporkan setidaknya ada tujuh tembakan ke arah Halak, beberapa saat ia bersembunyi di tempat sampah.

Saat itu Halak sedang dalam perjalanan ke lembaga pendidikan kebutuhan khusus di Kota Tua Yerusalem tempat dia belajar. Ayahnya mengatakan kepada media televisi, Kan, bahwa dia yakin putranya memegang ponselnya ketika dia kepergok polisi Israel.

"Kami memberi tahu dia setiap pagi untuk meletakkan telepon di tangannya agar kami dapat melakukan kontak dengannya dan memastikan ia telah tiba dengan selamat di lembaga pendidikan," katanya.

Warda Abu Hadid, perempuan yang menemani Halak mengatakan hari Minggu dirinya telah berulang kali mengatakan kepada polisi bahwa dia "difabel" sebelum mereka menembaki dia.

Warda Abu Hadid.[Channel 13/Times of Israel]

Warda Abu Hadid, pengasuh Halak mengatakan kepada Channel 13 TV bahwa ketika polisi berhadapan dengannya, dia mencoba memberi tahu mereka bahwa dia autis dan tidak mengerti mereka.

"Dia difabel, difabel," katanya berulang kali berteriak dalam bahasa Ibrani kepada petugas. "Tunggu sebentar, ambil kartu ID-nya, periksa ID-nya," ujarnya meniru polisi.

"Tiba-tiba mereka menembakkan tiga peluru ke arahnya, di depan mataku," katanya. "Aku berteriak jangan menembaknya, mereka tidak mendengarkan, mereka tidak mau mendengar."

Dia mengatakan kepada TV bahwa dia jatuh di tanah di belakangnya, memohon bantuan, sebelum bangun dan lari ke ruang sampah di mana dia akhirnya terbunuh.

Radio Israel melaporkan bahwa Abu Hadid telah memberikan kesaksian kepada penyelidik kepolisian dan diperkirakan akan diinterogasi lagi.

Kedua petugas diperiksa pada hari Sabtu. Petugas itu ditempatkan di bawah tahanan rumah dan komandannya dibebaskan dari tahanan di bawah kondisi pembatasan.

Penyelidik sedang mencari tahu apakah Halak ditembak hanya setelah berlindung di ruang sampah, dan tidak selama pengejaran. Saksi mata mengatakan setidaknya ada tujuh tembakan ke arahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama penyelidikan oleh Departemen Investigasi Internal Kepolisian Departemen Kehakiman, dua petugas berseragam mengatakan mereka melihat apa yang tampak oleh mereka sebagai seseorang yang bersembunyi dan bertindak mencurigakan sekitar 60 meter dari mereka, televisi Channel 12 melaporkan.

Kedua petugas mengatakan mereka pikir dia memegang benda berbahaya. Mereka memanggilnya untuk berhenti tetapi dia melarikan diri. Para petugas melaporkan melalui jaringan radio mereka bahwa mereka telah bertemu "seorang teroris dengan senjata api" dan mengejar. Dua petugas Polisi Perbatasan paramiliter bergabung dalam pengejaran dan yang lebih senior dari keduanya menembakkan tembakan ke Halak yang tidak terjawab, kata laporan itu.

Halak mencari perlindungan ke arah ruang sampah yang terletak di ujung gang. Kedua petugas perbatasan mengatakan mereka mendengar seorang perempuan meneriakkan sesuatu tetapi dua polisi junior menembaki Halak lagi, mengenai kakinya dan membuatnya jatuh. Pada saat itu, kata perwira senior polisi, dia berteriak "Hentikan tembakan!" tetapi temannya, yang mengira dia melihat Halak mengambil sesuatu dari celananya, melepaskan dua tembakan lagi, membunuh pria Halak seketika, kata Channel 12.

Channel 12 mengutip seorang pengacara untuk petugas perbatasan yang menembak Halak, mengatakan insiden itu adalah "tragedi" tetapi mengklaim kliennya telah bertindak sesuai dengan prosedur.

Tak lama setelah penembakan polisi menggerebek rumah keluarga mencari bukti. Saudari Halak mengatakan kepada Channel 12 bahwa petugas memukulinya.

"Kakiku masih sakit," katanya. Mereka memukul punggung saya, tangan dan kepala saya," katanya.

Ratusan orang yang berpawai di jalan-jalan Yerusalem Timur pada Minggu malam, meneriakkan slogan-slogan balas dendam atas kematian Halak.

Jenazah Halak dibawa dalam peti mati hijau terbuka di pundak pelayat, tubuhnya terbungkus bendera Palestina.

Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan banyak pelayat dengan marah meneriakkan slogan-slogan yang mengancam balas dendam terhadap orang-orang Yahudi.

Menjelang pemakaman, demonstrasi diadakan terhadap kebrutalan polisi pada Sabtu dan Minggu malam di Yerusalem dan Tel Aviv. Beberapa memegang tanda-tanda yang menghubungkan antara kasus Halak dan pembunuhan George Floyd di Minneapolis, yang memicu protes di seluruh Amerika Serikat.

Pada Ahad Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan kesedihan atas penembakan yang mematikan itu.

"Kami menyesal tentang insiden di mana Iyad Halak ditembak mati dan kami berbagi kesedihan keluarga," kata Gantz dalam pertemuan kabinet. "Saya yakin masalah ini akan diselidiki dengan cepat dan kesimpulan akan tercapai."

Amir Ohana, menteri keamanan publik baru yang mengawasi polisi, menyatakan kesedihan atas kematian Iyad Halak dan bersumpah untuk menyelidikinya. Namun, dia mengatakan masih terlalu dini untuk "menjatuhkan hukuman" pada petugas polisi Israel yang terlibat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

55 menit lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Tewas di Gaza: Berapa Banyak Warga Palestina yang Terbunuh?

Otoritas Kesehatan Palestina secara teratur menghitung jumlah korban yang tewas akibat perang Israel di Gaza, tetapi Israel meragukan hasilnya.


Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

3 jam lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Cegah Wabah, WHO Kirim Lebih dari 1 Juta Vaksin Polio ke Gaza

WHO mengirimkan lebih dari satu juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terkena wabah


Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

5 jam lalu

Perdana Menteri yang baru terpilih Keir Starmer menyampaikan pidato di depan kediaman resminya yang baru di Jalan Downing Nomor 10 London, Inggris, 5 Juli 2024. Melalui Keir Starmer, Partai Buruh sukses menang telak atas Partai Konservatif yang sudah berkuasa selama 14 tahun. Stefan Rousseau/Pool melalui REUTERS
Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

Pemerintahan baru Inggris membatalkan tuntutannya terhadap surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu


UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

14 jam lalu

Kompleks Saint Hilarion dibangun pada abad keempat. Mahmud HAMS
UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

Biara Saint Hilarion di Gaza, salah satu biara tertua di Timur Tengah, dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang terancam punah


Bertemu Uni Eropa, Menlu Retno Serukan Penghormatan terhadap Hukum Internasional

15 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri) dan Menlu Slovenia Tanja Fajon (kanan) bertemu di Ljubljana pada Rabu 26 Juni 2024. ANTARA/HO-Kemlu RI.
Bertemu Uni Eropa, Menlu Retno Serukan Penghormatan terhadap Hukum Internasional

Menlu Retno mengatakan penghormatan terhadap hukum internasional penting bagi ASEAN, Uni Eropa, Ukraina hingga Palestina.


Hamas: Netanyahu Seharusnya Ditangkap, Bukan Diberi Panggung

15 jam lalu

Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di halaman Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 256Juli 2024. Kamala Harris meneriakkan kesepakatan damai dan mengatakan tak akan diam atas penderitaan di kantong Palestina itu. REUTERS/Nathan Howard
Hamas: Netanyahu Seharusnya Ditangkap, Bukan Diberi Panggung

Hamas, mengecam kesempatan yang diberikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berpidato di hadapan Kongres AS.


Palestina Kritik Standar Ganda IOC Soal Keikutsertaan Israel di Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Olimpiade Paris 2024. REUTERS/Abdul Saboor
Palestina Kritik Standar Ganda IOC Soal Keikutsertaan Israel di Olimpiade Paris 2024

Ketua Komite Olimpiade Palestina mengkritik "standar ganda" dari IOC atas keputusan untuk mengizinkan Israel berkompetisi di Olimpiade Paris 2024.


Jelang Pertemuan dengan Netanyahu, Trump Bagikan Surat dari Mahmoud Abbas

1 hari lalu

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Jelang Pertemuan dengan Netanyahu, Trump Bagikan Surat dari Mahmoud Abbas

Mahmoud Abbas mendoakan "kekuatan dan keselamatan" bagi Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik setelah ia ditembak.


Trump Desak Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung Presiden AS Donald Trump setelah menandatangani Abraham Accords, menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara tetangganya di Timur Tengah, dalam penataan kembali strategis negara-negara Timur Tengah melawan Iran, di South Lawn of the White Rumah di Washington, AS, 15 September 2020. REUTERS/Tom Brenner/File Foto
Trump Desak Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza

Capres dari Partai Republik Donald Trump mengatakan akan meminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri serangan ke Gaza secepatnya


Australia Jatuhkan Sanksi terhadap Pemukim Israel, Bidik Ekstremis Sayap Kanan

1 hari lalu

Asap terlihat selama konfrontasi antara pemukim Israel dan warga Palestina setelah insiden di mana seorang pria bersenjata Palestina membunuh dua pemukim Israel, dekat Hawara di Tepi Barat yang diduduki Israel, 27 Februari 2023. (Reuters)
Australia Jatuhkan Sanksi terhadap Pemukim Israel, Bidik Ekstremis Sayap Kanan

Langkah-langkah Australia menargetkan tujuh pemukim individu dan kelompok pemukim ekstremis Israel Hilltop Youth.