TEMPO.CO, Seoul – Bank sentral Korea Selatan memotong tingkat suku bunga ke level terendah pada Kamis, 28 Mei 2020, seiring memburuknya kondisi ekonomi akibat wabah pandemi virus Corona.
Pejabat bank sentral Korea Selatan memperingatkan dampak virus Corona membuat ekonomi terbesar keempat di Asia ini lebih buruk daripada krisis keuangan global pada 2008.
Baca Juga:
“Jajaran direksi Bank Sentral Korea memutuskan memotong tingkat suku bunga seperempat persen menjadi 0.5 persen,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 28 Mei 2020.
Ini merupakan tingkat suku bunga terendah sejak 1999. Langkah ini telah diprediksi oleh 12 dari 19 ekonom.
Bank sentral juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sebanyak 0.2 persen dari proyeksi Februari sebanyak 2.1 persen.
Ini menjadi kontraksi terbesar sejak 1998 atau krisis keuangan Asia.
BOK juga memprediksi tingkat inflasi turun 0.3 persen pada tahun ini dari prediksi Februari sebanyak 1 persen.
Gubernur BOK, Lee Ju-yeo, juga mengatakan bank sentral siap menambah jumlah pembelian surat utang pemerintah untuk menutupi biaya stimulus ekonomi yang dibutuhkan.
“Kami berencana membeli secara aktif surat utang pemerintah untuk menstabilkan pasar jika terjadi volatilitas jangka panjang,” kata Lee kepada media.
BOK dan pemerintah juga bekerja sama menambah bantuan likuiditas bagi bisnis yang terkena dampak pandemi virus Corona.
Saat ini, pemerintah Korea Selatan telah menggulirkan paket stimulus ekonomi senilai 245 triliun won atau sekitar Rp3 ribu triliun.
Jumlah ini setara dengan 12.8 persen dari Produk Domestik Bruto. Pemerintah menyiapkan anggaran tambahan ketiga setelah ekspor April mengalami penurunan terparah selama 11 tahun terakhir.
Bank Sentral Korea telah menyatakan kesiapan likuiditas tanpa batas hingga Juni 2020 untuk menambah likuiditas ke pasar.
Bank Sentral Korea Selatan atau BOK juga mulai memberikan pinjaman kepada perusahaan sekuritas untuk pertama kalinya sejak 70 tahun berdiri.