TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, ditekan untuk memecat salah satu pejabatnya, Dominic Cummings, yang ketahuan melanggar peraturan lockdown Corona (COVID-19). Namun, Johnson enggan menurutinya karena merasa Cummings tidak bersalah. Cummings sendiri adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab menangani negosiasi Brexit.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Cummings dianggap publik telah melanggar lockdown karena mengemudi sejauh 400 kilometer, dari London ke Durham. Hal itu diketahui dilakukan Cummings untuk menjauhkan anaknya dari sang istri yang positif tertular virus Corona.
"Suadara Cummings secara sukarela menawarkan diri untuk menolongnya...apa yang Cummings lakukan masih sejalan dengan panduan virus Corona. Cummings sendiri berkeyakinan dia bertindak logis dan legal," ujar keterangan pers kantor Boris Johnson sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 23 Mei 2020.
Dalam panduan lockdown virus Corona yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, warga diminta untuk tidak keluar dari rumah kecuali dalam situasi darurat. Pengecualian dalam hal ini, misalnya, pergi ke rumah kerabat terdekat untuk mengambil obat-obatan dan makanan. Johnson menganggap Cummings masih bertindak di dalam koridor tersebut.
Meski Johnson bersikeras melindungi Cummings, oposisinya tetap menekan Johnson. Anggota parlemen dari Partai Nasional Skotlandia, Ian Blackford, menyarankan Johnson untuk memecat Cummings karena membiarkannya lolos dari hukuman akan memberikan contoh buruk ke warga Inggris.
"Cummings seharusnya memberikan contoh yang baik. Dia seharusnya memilih mundur tanpa harus diminta. Namun, ia tidak melakukannya. Boris Johnson perlu mengeluarkan Cummings dari pemerintahannya sesegera mungkin untuk menunjukkan kualitas kepemimpinannya," ujar Blackford.
Partai Buruh juga mendesak Johnson memecat Cummings. Membiarkan Cummings lolos dari hukuman, kata mereka, sama saja dengan menerapkan standar ganda. "Tidak seharusnya ada perbedaan perlakuan antara politisi dan warga Inggris," ujar Partai Buruh dalam keterangan pers mereka.
Sebelum kasus Cummings, mundurnya penasehat sains Pemerintah Inggris, Neil Ferguson, adalah contoh kasus di mana pejabat pemerintah ketahuan melanggar aturan lockdown. Ferguson mengundurkan diri setelah ketahuan membiarkan kekasihnya datang ke rumahnya di kala lockdown virus Corona.
Kepala Medis Skotlandia, Catherine Calderwood, juga contoh pejabat mengundurkan diri karena melanggar lockdown virus Corona (COVID-19). Dalam kasus Calderwood, ia ketahuan melakukan perjalanan ke rumah keduanya.
ISTMAN MP | REUTERS