TEMPO.CO, Jakarta - Kisah seorang pekerja migran di India, yang fotonya sedang menangis di pinggir jalan, akhirnya terungkap. Pekerja migran yang diketahui bernama Rampukar Pandit, 38 tahun, harus menempuh perjalanan jauh sebagai dampak lockdown demi bisa bertemu istri dan anaknya yang baru saja meninggal.
Foto Pandit yang sedang menangis sambil bertelepon di pinggir jalan, viral. Banyak orang mengkhawatirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Pandit.
Situs ndtv.com mewartakan Pandit melakukan perjalanan jauh dan sulit dari kota Delhi menuju kampung halamannya di di tengah lockdown nasional yang diberlakukan Pemerintah India. Pandit melakukan perjalanan itu setelah mengetahui putranya yang masih bayi meninggal.
Setibanya di kampung halamannya menggunakan kereta khusus Sharamik, Bihar, dia langsung dikarantina di sebuah sekolah dekat Kota Begusarai. Pandit menceritakan petugas pada Minggu, 17 Mei 2020 membawanya ke sebuah rumah sakit untuk menjalani tes virus corona.
“Kepala saya terasa pusing Ketika saya membuka mata dan saya merasa sangat lemah. Mereka membawa saya ke sebuah rumah sakit dengan mobil dari pusat karantina. Mereka melakukan tes virus corona pada saya dan hasilnya belum keluar,” kata Pandit.
Pandit menceritakan istri dan putrinya Poonam datang mengunjunginya di rumah sakit di Khodawandpur. Namun tim dokter hanya membolehkan mereka saling melihat dari jarak jauh.
Potret Pandit yang sedang menangis di pinggir jalan Kota Delhi sambil mengangkat telepon menjadi gambaran krisis migran di India. Setelah foto itu tersebar luas, Pandit baru mendapatkan pertolongan hingga dia akhirnya bisa tiba dirumahnya di Bihar.
Pandit adalah seorang kuli bangunan yang bekerja di tempat pembangunan sebuah bioskop di kota Delhi. Dia kedapatan sedang menghapus air matanya saat berbicara di telepon di tepi jalan di jembatan Nizamuddin di Delhi, India. Foto spontan itu diambil oleh fotografer Atul Yadav, yang kemudian mencoba menolongnya.
Pandit stuk atau terjebak di jembatan Nizamuddin selama tiga hari sebelum dia akhirnya mendapat bantuan. Sebuah kendaraan membawanya dan mengantarnya ke sebuah rumah sakit di Delhi.
Pandit akhirnya ditolong oleh seorang perempuan yang memberinya makanan dan uang 5.500 Rs. Perempuan itu juga memesankan tiket dari Delhi ke Begusarai, India.