TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pembocor informasi yang mengaku bekas direktur bidang riset di pemerintahan Amerika Serikat bersaksi di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Kamis, 14 Mei 2020 soal penanganan virus Corona.
Dia bercerita soal keprihatinannya mengenai persiapan pemerintahan Presiden Donald Trump dalam menangani wabah virus Corona atau Covid-19.
Menurut Rick Bright, yang diberhentikan dari posisi direktur Riset Biomedis Terapan atau BARDA, dia berhentikan karena memerikan peringatan soal perlunya kesiapan pemerintah menghadapi wabah virus Corona.
“Sains dan bukan sikap politik atau kronisme harus memimpin pemberantasan virus Corona,” kata Bright dalam pernyataan tertulis menjelang testimoni di DPR AS pada Kamis waktu setempat seperti dilansir Reuters pada Kamis, 14 Mei 2020.
Bright mengatakan dia ingin menyampaikan testimoni untuk mengantisipasi masalah virus ini di masa depan.
Menurutnya, AS menghadapi bahaya besar jika pengenduran atas pembatasan sosial dan ekonomi dilakukan terlalu cepat.
Pemerintah, menurut dia, harus membangun koordinasi nasional untuk merespon wabah virus Corona di masa depan.
Bright bersaksi dua hari setelah Dr Anthony Fauci memperingatkan komite di Senat.
Fauci mengatakan pencabutan lockdown terlalu cepat akan membantu munculnya wabah baru virus Corona.
Presiden Donald Trump memblokir Fauci agar tidak memberikan testimoni kepada DPR AS, yang dikontrol Partai Demokrat.
Channel News Asia melaporkan kasus virus Corona pertama kali menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah.
Wabah ini menyebabkan sakit paru-paru parah dan telah menelan korban jiwa sebanyak sekitar 297 ribu jiwa dengan sekitar 4.4 juta orang terinfeksi virus Corona di 185 negara. Sebanyak sekitar 1.6 juta orang sembuh setelah dirawat dokter di seluruh dunia.