TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pendeta di Connecticut, Amerika Serikat, mengenang korban meninggal virus Corona dengan menanam bendera putih untuk setiap korban di halaman gereja.
Setiap pagi sekitar pukul 10:30 waktu setempat, Pendeta Patrick Collins menghitung ratusan bendera putih yang akan ditanam di halaman depan gerejanya di Old Greenwich, Connecticut. Satu bendera mewakili setiap korban COVID-19 di negara bagian dari hari sebelumnya.
"Harapan saya adalah bahwa setiap orang, siapa pun yang melihatnya, menganggapnya sebagai kesempatan untuk merenungkan di mana pun mereka berada pada saat ini," kata Collins, pendeta dari Gereja First Congregational Church, dikutip dari CNN, 2 Mei 2020.
"Untuk menganggapnya sebagai pengingat yang menyedihkan bahwa kita ada dalam hal ini dan kita semua bersama-sama dan kita semua mengalami kehilangan ini bersama-sama," ujar pendeta.
Gereja sekarang memiliki ribuan bendera putih di halaman karena korban meninggal virus Corona di Connecticut telah meningkat.
"Saya harap saya tidak harus menggunakannya," kata Collins kepada The Daily Beast.
Saat ini ada 2.000 lebih bendera di halaman depan gereja yang dipimpin Pendeta Collins. Setiap pagi, Collins memeriksa angka kematian resmi, pergi ke luar dalam cuaca apapun, dan menambahkan satu set bendera lain.
Collins berharap bendera itu mengirim pesan kepada keluarga dan teman-teman korban COVID-19 yang tidak bisa berkumpul saat pemakaman untuk mengingat orang yang mereka cintai.
"Para korban tidak dilupakan," katanya. "Mereka lebih dari sekadar angka. Kakekmu, nenekmu, ibumu. Mereka lebih dari sekadar statistik dan kita tidak akan melupakan mereka melalui ini."
Meski beberapa jamaah paroki terinfeksi virus, Pendeta Collins mengatakan tidak ada seorang pun dari gerejanya yang meninggal. Namun, beberapa jamaah memiliki anggota keluarga yang meninggal karena COVID-19.
Bendera putih menutupi halaman depan Gereja First Congregational of Greenwich, Connecticut, AS.[First Congregational Church of Greenwich/The Daily Beast]
Collins mengatakan bendera putih terinspirasi dari Pemakaman Nasional Arlington, yang beberapa kali dikunjungi Collins dan dikejutkan oleh barisan batu nisan putih disertai suasana "khidmat dan penuh hormat".
Dikutip dari Daily Beast, pada hari Jumat 17 April Collins mulai meletakkan bendera putih pertama, dimulai dengan 700 bendera pada hari pertama.
"Hari pertama saya tidak menyadari itu akan memakan waktu lama. Begitu saya mencapai 200, saya melihat orang memperlambat mobil mereka," katanya.
Collins mulai meletakkan bendera secara horizontal, dengan jarak yang cukup di antara mereka untuk mesin pemotong rumput. "Ini musim semi. Rumput akan tumbuh," katanya.
Tetapi ketika jumlah orang meninggal di Connecticut meningkat, Collins harus mengurangi jarak antarbendera. "Saya kehabisan tempat. Saya tidak yakin di mana harus memasang lebih banyak bendera," aku Collins. "Dan kita pasti harus mendapatkan mesin pemotong rumput yang lebih kecil."
Pada hari pertama Collins mulai meletakkan bendera dibantu putra-putra Collins. Collins memiliki empat anak berusia 9 hingga 18 bulan.
Collins mengaku ketika hampir setiap pagi saat ia menanam bendera, seorang pejalan kaki akan berhenti dan berterima kasih padanya karena melakukannya. Pernah ssuatu pagi seorang perempuan mendekati Collins sambil menangis. "Itu mengguncang batinnya dengan keras. Saya pikir dia telah kehilangan seseorang karena virus Corona," kata Collins.
Pada Jumat sore, Connecticut memiliki jumlah kematian virus Corona tertinggi keenam di Amerika Serikat dengan 2.257 korban jiwa.