TEMPO.CO, Jakarta - Mantan diplomat senior Korea Utara mengatakan rumor yang beredar tentang masalah kesehatan Kim Jong Un tidak berdasarkan fakta yang ada.
Menurut Thae Yong-ho, pembelot dan mantan Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang terpilih menjadi anggota parlemen Korea Selatan awal bulan ini, mengatakan agar tidak terlalu banyak membaca laporan yang bertentangan tentang status Kim Jong Un, apalagi hanya segelintir orang yang memiliki akses ke lingkaran Kim Jong Un.
Dikutip dari CNN, 28 April 2020, Thae Yong-ho mengatakan ketidakhadiran Kim dari perayaan menandai kelahiran kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April, merujuk pada beberapa jenis penyakit.
15 April dikenal sebagai Hari Matahari (the Day of the Sun) yang merupakan hari penting Korea Utara. Pada tahun-tahun sebelumnya, hari ini dirayakan dengan pemberitaan dan propaganda masif seperti peluncuran satelit dan parade militer skala besar.
"Kim Jong Un bukan hanya pemimpin Korea Utara, tetapi dia adalah cucu Kim Il Sung...bagi mata Korea Utara itu benar-benar abnormal," kata Thae, tentang ketidakhadiran Kim dari acara resmi. "Saya tidak yakin apakah dia benar-benar menjalani operasi atau apapun, tetapi satu hal yang jelas...dia tidak bisa berdiri sendiri atau berjalan dengan baik," kata Thae.
Baca Juga:
Mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris, Thae Yong-Ho mengikuti upacara peluncuran partai politik South-North Unification Party, menjelang pemilihan umum negara itu pada bulan April, di Seoul, Korea Selatan, 18 Februari 2020. REUTERS/Heo Ran
Pekan lalu CNN melaporkan, mengutip pejabat AS, bahwa Amerika Serikat sedang memantau intelijen bahwa Kim Jong Un dalam kondisi kritis setelah operasi.
Namun, menurut Thae, sebagian besar rumor yang beredar saat ini tidak mungkin akurat atau diinformasikan, mengingat kerahasiaan yang kuat di sekitar pemimpin Korea Utara.
Sebuah surat kabar Korea Selatan, Daily NK, juga melaporkan bahwa Kim telah menjalani operasi kardiovaskular dan menerima perawatan. Setelah laporan ini beredar rumor Kim Jong Un meninggal.
"Satu-satunya orang yang dapat mengkonfirmasi kondisinya yang sebenarnya mungkin adalah istri atau saudara perempuan Kim Jong Un, atau asisten dekatnya," kata Thae. "Itu rumor di mana dia sekarang, (atau) apakah dia menjalani operasi, saya tidak berpikir itu benar-benar didasarkan pada fakta," tambahnya.
Dia menunjuk ke kematian Kim Jong Il, yang dirahasiakan selama dua hari. Bahkan Menteri Luar Negeri Korea Utara tidak diberitahu sampai satu jam sebelum pengumuman resmi, kata Thae.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memegang teropong binokular saat menyaksikan peluncuran sejumlah proyektil jarak pendek di Korea Utara, Sabtu, 4 Mei 2019 waktu setempat. Sejumlah proyektil jarak pendek diluncurkan dari kawasan pantai timur kota Wonsan. KCNA via REUTERS
Menteri Unifikasi Korea Selatan, Kim Yeon-chul, mengatakan intelijen Korsel tidak menemukan aktivitas yang tidak biasa di Korea Utara.
Dikutip dari Reuters, dalam forum tertutup pada hari Minggu, Kim Yeon-chul, yang mengawasi keterlibatan Korea Utara, mengatakan Seoul memiliki kemampuan intelijen untuk mengatakan tidak ada indikasi sesuatu yang tidak biasa, dan memperingatkan agar hati-hati terhadap laporan yang beredar.
Menteri Unifikasi itu juga meragukan laporan adanya operasi, dengan alasan bahwa rumah sakit yang disebutkan tidak memiliki kemampuan untuk operasi seperti itu.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan pemerintah Cina tidak memiliki informasi yang bisa diberikan terkait spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un, meski tiga sumber Reuters mengatakan Cina mengirim tim ke Korut untuk memberi nasihat.
Tidak disebutkan apakah tim ini berhubungan dengan kesehatan Kim Jong Un.
Pada hari Minggu, Moon Chung-in, penasihat kebijakan luar negeri Korea Selatan, mengatakan bahwa Kim Jong Un "hidup dan sehat" di kota pesisir timur Wonsan. Dan pada hari Senin, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tidak menyinggung kesehatan Kim Jong Un selama pertemuan dengan penasihat senior.