TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengawali hari pertamanya kembali bekerja dengan memberikan pernyataan soal lockdown virus Corona (COVID-19). Ia menyatakan bahwa Inggris belum siap untuk meringankan lockdownnya.
Menurut Johnson, meringankan lockdown saat ini akan terlalu beresiko. Sebab, Inggris sedang dalam fase pandemi virus Corona paling beresiko. Hal tersebut ditandai dengan pesatnya pertumbuhan angka kasus dan korban virus Corona di Inggris.
"Saya tahu ini keputusan yang berat. Saya sendiri ingin ekonomi kita berjalan kembali secepat mungkin. Namun, saya tidak mau mengorbankan kerja keras kita selama beberapa pekan terakhir," ujar Johnson di depan Downing Street, sebagaimana dikutip dari BBC, Senin, 27 April 2020.
Saat ini, Inggris menempati posisi keenam dalam hal negara paling terdampak virus Corona. Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO), Inggris tercatat memiliki 152.840 kasus dan 20.732 korban meninggal akibat virus Corona.
Kurang lebih 6 pekan terakhir, Inggris menerapkan lockdown untuk menekan pertumbuhan angka tersebut. Namun, hasilnya belum tampak. Hal itu diperparah dengan tes Corona yang masih jauh di bawah target sehingga mempersulit Inggris untuk menentukan apakah kondisi sudah aman atau tidak. Pada akhirnya, Inggris memilih untuk mempertahankan lockdown.
Johnson melanjutkan bahwa ia tidak bisa memberikan estimasi kapan pemerintah Inggris bisa meringankan lockdown. Cepat atau lamban, kata ia, itu tergantung pada upaya keras pemerintahannya, pekerja medis, dan tentunya warga. Jika warga terus optimistis dan menerapkan pembatasan sosial yang sudah ada, ia yakin lockdown bisa diringankan dalam waktu dekat.
"Jika kalian bisa bertahan dengan pembatasan yang ada sekarang, melindungi pekerja medis kita dalam menyelamatkan nyawa, kita pasti bisa mengalahkan virus Corona. Kita akan menjadi lebih kuat," ujar Johnson.
Terakhir, Johnson menjanjikan sikap transparan dari pemerintah perihal perkembangan situasi dan penanganan virus Corona (COVID-19). Ia bahkan mengatakan akan ada banyak pengumuman dari pemerintah Inggris soal penanganan virus Corona beberapa hari ke depan.
ISTMAN MP | BBC