TEMPO.CO, Tokyo – Otoritas kesehatan Jepang mengatakan jumlah kasus infeksi virus Corona telah melampaui 10 ribu kasus.
Wabah virus Corona di Jepang relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, penyebaran COVID-19 ini di Jepang relatif cukup pesat belakangan ini seperti di Cina, India dan Korea Selatan.
“Jumlah kasus infeksi mencapai 10.751 orang dan sebanyak 171 orang meninggal,” begitu dilansir Channel News Asia pada Senin, 20 April 2020.
Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, telah menyatakan negara dalam keadaan darurat pada pekan lalu setelah sepekan sebelumnya hanya menyatakan tujuh wilayah mendapat status darurat seperti Tokyo dan Osaka.
Abe telah meminta masyarakat mematuhi arahan pemerintah agar tinggal di rumah sebanyak mungkin dan menghindari kontak antarsesama.
Jumlah penumpang di stasiun kereta api bawah tanah, yang biasanya sangat penuh, juga telah turun drastis.
“Sistem layanan kesehatan terancam gagal di banyak lokasi di Jepang,” kata Kentaro Iwata, seorang spesialis penyakit menular dari Kobe University seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 20 April 2020.
Meski menyatakan status darurat dan bakal membagikan sekitar Rp15 juta untuk setiap orang dewasa selama masa pandemi virus Corona ini, pemerintah Jepang belum menutup mayoritas kegiatan usaha yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona.
Ini terlihat masih banyak toko dan restoran yang buka seperti biasa.
Iwata mengatakan pendekatan pelacakan klaster penyebaran virus Corona berhasil dilakukan di awal karena jumlah kasus relatif sedikit.
Namun, ini tidak memungkinkan ketika wabah mulai menyebar. Iwata meminta pemerintah mengubah strategi baru.
Namun, kata Iwata, pemerintah dikenal kurang pandai mengembangkan Rencana B. Ini terjadi karena membuat Rencana B berarti mengakui Rencana A tidak berjalan efektif.
Presiden Asosiasi Medis Tokyo, Haruo Ozaki, mengatakan kamar dan tempat tidur pasien virus Corona nyaris penuh. Dia meminta penambahan tempat tidur pasien baru karena kasus baru terus bermunculan. Menurut dia, kasus infeksi virus Corona menyebar lebih cepat dibandingkan kesiapan rumah sakit menangani pasien yang muncul.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Jepang memiliki 11 ribu kasus infeksi virus Corona. Sebanyak 1.159 kasus berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan 236 orang meninggal dunia.